blank
Setelah mendapatkan perawatan dan dinyatakan negatif covid-19, Poniman akhirnya dievakuasi ke Rumah Pelayanan Sosial Lansia di Pucang Gading, Semarang. Foto: dok/ist

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Hidup sebatang kara, Poniman (68) akhirnya dievakuasi ke Rumah Pelayanan Sosial Lansia, di Pucang Gading, Semarang. Selain renta, pria ini sudah setahun mengalami kelumpuhan.

Hidupnya hanya mengandalkan belas kasihan warga dan tinggal menumpang di sebuah bedeng, yang dibuatkan warga Kelurahan Karanganyar Gunung, Candisari, Semarang.

Untuk mencapai gubugnya, harus melalui jalan kecil, yang terhimpit rumah warga. Bedeng yang ditempati Poniman terlihat sangat sederhana.

BACA JUGA: Penerima Manfaat KJS Berjumlah 12.764 Orang

Berukuran sekitar 3×2 meter, dinding bedeng yang di tempati Poniman terbuat dari lembaran kayu. Atapnya dari seng. Di dalamnya, ada sebuah dipan berlapis karpet, tempatnya berbaring. Sedangkan kamar mandi ada di sebelah kiri bedeng.

Menurut seorang warga, Nardianto, bedeng itu menempati lahan milik warga. Untuk membuat bedeng, warga pun bergotong royong.

Dikatakan dia, sejak kecil Poniman memang tinggal di wilayah itu. Dia diangkat anak oleh seorang warga. Namun semenjak keluarga angkatnya meninggal, dia akhirnya kehilangan tempat bernaung. Poniman kemudian bekerja serabutan sebagai penjaga rumah kosong dan buruh.

BACA JUGA: Jerinx: Masyarakat Tak Perlu Takut Divaksin Covid-19

”Sudah sejak setahun ini Poniman mengeluh sakit di boyok (pinggang). Kalau dibuat duduk katanya sakit,” ujar Nardianto, Sabtu (14/8/2021).

Karena sakitnya itu, Poniman akhirnya tak bisa berkegiatan.
Warga kemudian berinisiatif untuk iuran membantu Poniman. Warga setiap hari bergiliran memberi makan Poniman. Selain itu, warga pun iuran untuk membayar seorang perawat. Setiap kepala keluarga iuran Rp 12 ribu per bulan.

”Yang merawat Poniman ya saya, setiap hari saya mengambil makanan dari warga kemudian saya antarkan. Lalu kalau dia mau mandi saya bopong. Kalau buang kotoran, saya yang buang dan bersihkan,” ungkap Nurdianto.

BACA JUGA: Jangan Keliru Memaknai, Lomba Essai BPIP adalah Ekspresi Religiusitas dan Nasionalisme.

Sementara itu, Kepala Panti Pelayanan Sosial Anak Mandiri, Erry Raharjono mengatakan, evakuasi Poniman menuju fasilitas pelayanan lansia di Pucang Gading, dilakukan pada Sabtu sore. Sebelum dipindahkan, Poniman terlebih dahulu menjalani tes covid-19.

”Selanjutnya akan dipenuhi kebutuhan dasarnya mulai dari makan, layanan konseling, senam sehat, makanan tambahan berupa puding dan pakaian,” jelasnya.

Menurutnya, Poniman sebelumnya adalah penerima manfaat Kartu Jateng Sehat (KJS). Saat penyaluran kedua, yang dilakukan Kepala Dinsos Jateng, Harso Susilo pun, sudah meminta Poniman untuk dirawat di panti sosial milik pemprov.

BACA JUGA: Presiden Jokowi Minta Harga Tes “PCR” Maksimal Rp550 Ribu

”Nanti Pak Poniman akan dirawat sampai seterusnya. Semisal punya umur panjang ya selama itu akan dirawat,” imbuhnya.

Ditambahkan dia, hingga saat ini terdapat 87 penghuni rumah pelayanan lansia sosial di Pucang Gading. Dari jumlah itu, 33 di antaranya perlu penanganan lebih lanjut, karena faktor usia dan keterbatasan gerak.

”Kalau untuk KJS-nya Pak Poniman, akan dialihkan ke orang lain. Karena di sini sudah dipenuhi dan di-support untuk kehidupannya sehari-hari,” pungkas Erry.

Riyan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini