Oleh: Fais Nur Hidayati, S.Pd.SD
Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 tentang Pendidikan Budi Pekerti telah memberi kepastian hukum terhadap pengembangan budi pekerti agar dapat tumbuh ngremboko dalam kehidupan sehari-hari di sekolah. Karena itu ikhtar untuk mewujudkannya, harus mendapatkan perhatian serius dari semua fihak.
Istilah budi pekerti menurut Ki Hajar Dewantara sering disebut adab atau akhlak. Budi pekerti atau watak diartikan sebagai bulatnya jiwa manusia. Orang yang mempunyai kecerdasan budi pekerti akan senantiasa memikirkan dan merasakan serta memakai ukuran, timbangan, dasar-dasar yang pasti dan tetap.
Karena itu pembelajaran budi pekerti sangat diperlukan mulai dini, agar akhlak anak-anak kita tidak semakin rapuh tergerus oleh dinamika jaman yang semakin sulit dikendalikan.
Sekarang ini, realita yang ada pendidikan budi pekerti sudah mulai langka di tengah-tengah kehidupan generasi baru bangsa kita. Karena memang saat ini pembelajaran budi pekerti minim ditemukan dalam pembelajaran di sekolah-sekolah mulai tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Belum lagi, semakin terjadi kegersangan nilai budi pekerti ditengah-tengah masyarakat.
Akibatnya sebagian anak bangsa dan bahkan orang tua da masyarakat, masih berpikir bahwa kecerdasan kognitif adalah segalanya. Padahal semua sepakat bahwa kecerdasan apapun yang tidak ditopang dengan kecerdasan emosional (budi pekerti), akan melahirkan ketidakseimbangan yang berpengaruh pada kehidupan siswa di masa depan.
Budi Pekerti di Era Pandemi
Di era pandemi ini peran strategis sekolah, terutama SD sangat dibutuhkan dalam upaya untuk merawat dan menumbuhkan budi pekerti dikalangan siswa. Upaya ini sungguh tidak mudah. Sebab pebeljaran dilakukan secara online yag tdak memungkinkan terjadi pembimbingan dengan tatap muka. Sementara yang ditanamkan adalah sebuah nilai.
Padahal fungsi sekolah sebagi tempat dimana siswa memperoleh transfer ilmu pengetahuan dan transfer nilai melalui berbagai kegiatan harus tetap dihadirkan. Karena itu meskipun pembelajaran dilakukan daring, perlu dikembangkan pebelajaran dengan cara yang menarik. Tujuannya agar siswa mampu memahami konsep-konsep budi pekerti di era pandemi secara efektif.
Tentu proses transfer nilai budi pekerti ini sangat mengandalkan kerjasama antara guru dan orangtua. Guru melalui pembelajaran kreatif dan menyenangkan memberi contoh lewat video yang dibuat oleh guru. Kemudian dikirimkan lewat WA. Setelah itu tugas orangtua di rumah untuk mengawasi proses yang akan menjadi pengalaman siswa dan sekaligus membantu siswa memahami nilai-nilai yang diajarkan.
Contoh pembelajaran budi pekerti di era pandemi yang bisa diajarkan di SD Negeri 1 Srobyong kelas 1 adalah melakukan Gerakan 3M sesuai protokol kesehatan. Dengan memberikan penjelasan kenapa dengan melakukan 3M kita termasuk pendidikan budi pekerti. Karena dengan 3M sesuai protokol kesehatan kita dapat menjaga dan menghormati hak orang lain dengan tidak membahayakan kesehatannya.
Konsep ini perlu ditanamkan ke anak kelas 1 agar dapat menjaga diri dan orang lain terutama teman bermainnya. Contoh yang lain yaitu menumbuhkan kebiasaan menjaga kebersihan dengan diajarkan tentang budaya membuang sampah masker di tempatnya.Tujuannya agar tidak mengganggu orag lain dan diri sendiri.
Karena itu pembiasaan meletakkan kembali masker atau barang lain setelah dipakai pada tempatnya, jika dilatih dilakukan secara konsisten setiap hari, maka akan jadi kebiasaan dan menjadi karakter suka menjaga kebersihan dimanapun ia berada, sehingga akan menjadi budaya.
Menurut Sodikun, S.Pd. selaku kepala SD Negeri 1 Srobyong, Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara sekolah, siswa dan orang tua (temasuk masyarakat). Oleh karena itu dibutuhkan kerjasama yang baik untuk meningkatkan aktivitas belajar dari siswa.
Pendidikan budi pekerti yang diberikan oleh guru kelas 1 sejak awal diharapkan dapat menghasilkan siswa yang memiliki dasar budi pekerti sehingga menjadi penerus bangsa yang baik (good care atau good citizen) dengan ciri-ciri, berani mengambil sikap positif untuk menegakkan norma-norma yang dibutuhkan dalam kehidupan di masyarakat.
Tidak mudah memang. Tetapi harus kita lakukan. Karena itu diperlukan pemahaman dan ikhtiar bersama untuk penanaman budi pekerti dilngkungan siswa kelas 1 Sekolah Dasar. Sebab pada usia ini, senyatanya sangat menantukan masa depan anak-anak kita. Semoga Kurikulum 2021 mampu menjawab tuntas persoalan besar yag mennyangkut masa depan bangsa ini.
Penulis adalah Guru Kelas 1 SD Negeri 1 Srobyong, Kec. Mlonggo, Jepara.