blank
Anak dan gadget. (Ilustrasi)

blankOleh Santosa, S.Pd.

PANDEMI covid 19 yang saat ini masih terus berlangsung, bahkan situasi semakin tidak terkendali sehingga pemerintah menerapkan PPKM Darurat pada 3 – 20 Juli 2021. Pandemi covid 19 ini melumpuhkan banyak sektor, tak terkecuali pada sektor pendidikan, khususnya pada anak-anak.

Masa anak-anak merupakan masa yang menuntut perhatian ekstra karena masa itu adalah masa emas, masa yang cepat dan mudah di lihat serta diukur tingkat kecerdasannya. Jika terjadi hambatan perkembangan maka akan mudah untuk intervensi agar tercapai kecerdasan yang sempurna.

Pada kondisi the  golden age (masa emas) ini merupakan suatu peluang emas untuk intervensi yang dapat memacu dalam kehidupan berikutnya, apabila masa itu dilepas begitu saja tanpa pengawasan dari orang tua maka biasanya akan merugikan anak dalam pertumbuhan berikutnya.

Penggunaan gawai/gadget pada saat ini bukanlah suatu hal yang aneh, dari orang dewasa bahkan sampai anak-anak sudah mahir menggunakan gawai. Terkadang masih ada juga orang tua yang tidak bisa menggunakan peranti ini.

Hal ini merupakan salah satu pemicu yang mengakibatkan kurangnya pengawasan orang tua,  tidak jarang anak tersebut menggunakan gadget secara berlebihan, bahkan dalam jangka waktu yang sangat lama sampai lupa waktu.

Ditambah lagi dengan kegiatan belajar anak-anak yang mengharuskan mereka untuk senantiasa berjibaku dengan alat canggih seperti gadget ini, sebagai salah satu media di dalam belajar maupun berinteraksi sosial dengan keluarga, teman, guru, dan sebagainya.

Terkadang orang tua juga belum tau positif dan negatifnya menggunakan gadget. Jika anak itu bisa menggunakannya dengan baik, maka hal ini bisa berdampak positif. Misalnya mereka mencari materi ajar sebagai sarana belajar via internet, atau hanya sekedar browsing beberapa pengetahuan sebagai referensi di dalam belajar daring.

Atau virtual conferences dengan bapak ibu guru dan teman-teman sekolah, atau mengerjakan beberapa latihan, ulangan harian bahkan penilaian semester, dan penilaian akhir semester.

Tidak jarang menggunakan gadget yang berlebihan dapat mengubah psikologi seorang anak, seperti seorang anak yang pada dasarnya aktif, ceria menjadi seseorang yang pendiam, pemarah, lupa waktu sholat, lupa waktu makan, lupa waktu belajar, bahkan lupa waktu berolahraga  dan lainnya.

Orang Tua Harus Paham

Maka dari itu kita sebagai orang tua harus lebih paham gadget agar kita bisa mengawasi anak kita dengan baik agar mereka berbuat hal yang positif, dan kita bisa mengajarkan hal-hal yang positif seperti membaca buku, berolahraga ringan di rumah, bersepeda di lingkungan sekitar rumah, jogging, pemanasan ringan, senam yoga, dibandingkan bermain gadget.

Dan jangan mengenalkan gadget kepada anak di bawah umur karena mereka terkadang suka meminta bermain gadget lagi dan lagi. Maka dari itu kita harus menjadi orang tua yang cerdas, tegas dan bijaksana di zaman milenial dan pandemi covid-19 seperti sekarang ini.

Kemajuan teknologi yang membawa kemudahan dalam segala hal, itu semua menjadikan generasi mendatang berpotensi untuk menjadi generasi yang tidak tahan dengan kesulitan dan berupaya menghindari kesukaran.

Teknologi mempercepat segalanya tanpa disadari anakpun dikondisikan untuk tidak tahan akan keterlambatan. Hasilnya anak makin hari makin lemah dalam hal kesabaran dan kosentrasi dan cepat menuntut orang untuk memberikan apa yang dia inginkan dengan segera.

Maka dari itu orang tua tidak mudah mendidikan anak di era globalisasi informasi sekarang ini karena dibutuhkan pendekatan kepada-Nya dalam keteguhan, kesabaran, kecakapan, ketegasan dalam bersikap dan bertindak, apalagi selama masa pandemi covid 19 saat ini. semoga…

 

Santosa, S.Pd., Guru SMA Negeri 1 Pegandon, Kendal – Jawa Tengah

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini