GROBOGAN –Komisioner KPU Grobogan Divisi SDM dan Partisipasi Pemilih, Ngatiman mengatakan, pihaknya mengapresiasi adanya TPS-TPS unik ini. Misalnya TPS dengan tema-teman khusus. Meski tidak dilombakan, namun dengan adanya desain TPS tersebut, pihaknya akan menyiapkan hadiah bagi TPS terbaik.
“Ini sebagai wujud apresiasi pada mereka yang sudah bekerja keras menggaet pemilih dan meningkatkan jumlah partisipasi masyarakat,” kata Ngatiman, saat dikonfirmasi suarabaru.id.
Beberapa TPS unik digarap KPPS di Kabupaten Grobogan misalnya, menggelar taman baca hingga menggunakan pakaian adat khas Jawa. Hal tersebut terlihat dari TPS 10 Desa Sumberjosari, Kecamatan Karangrayung. Para anggota KPPS menghias TPS dilengkapi dengan taman baca. Peletakan taman baca tersebut berada di luar TPS atau ruang tunggu warga.
Di samping itu, terdapat juga spot foto yang disediakan agar warga tidak merasa bosan saat menunggu giliran mencoblos di bilik suara. Dengan desain ini, KPPS berharap tidak ada warga yang golput dalam pemilu tahun ini.
“Kami sengaja mendesain TPS seperti ini agar warga tidak jenuh dan sekaligus warga dapat menambah wawasannya sebelum mencoblos. Di sini juga ada spot untuk foto diri atau kelompok dan juga taman bermain anak,” kata Yulianto, anggota KPPS TPS 10 yang menggagas ide tersebut.
Di Desa Gundih, tepatnya di TPS 04 juga didesain dengan hal unik yaitu meletakkan ornamen pertanian seperti orang-orangan sawah sampai ke hal-hal yang berkaitan dengan panen raya. Nuansa pertanian diletakkan ke dalam TPS tersebut sehingga menarik para warga agar tidak golput.
Di samping itu, dengan adanya desain tersebut juga dimaksudkan sebagai sujud syukur atas kelimpahan alam di desa setempat.
Di Kota Purwodadi, TPS unik ditemukan di Lingkungan Nglejok, Kelurahan Kuripan. Seluruh anggota KPPS di TPS 36 menggunakan konsep Hari Kartini. Mereka berdandan dengan menggunakan pakaian adat khas Jawa. Bagi anggota KPPS pria, mereka menggenakan pakaian beskap, jarik lengkap dengan blangkon di atas kepalanya. Sementara untuk petugas perempuan menggunakan kebaya.
Anggota KPPS Kuripan, M Zaenal Arifin mengungkapkan, konsep tersebut bermula dari kesepakatan bersama dalam memberikan suasana yang berbeda. Para anggota ingin agar para pemilih tertarik dan hadir menyalurkan hak suaranya.
“Kami sepakati untuk menggunakan pakaian adat jawa. Selain dapat menarik minat pemilih, kami juga ingin memperingati hari Kartini,” ujar Zaenal Arifin.
suarabaru.id/Hana Eswe.
