SEMARANG (SUARABARU.ID) – Kota Semarang merupakan miniatur Kota Toleransi, bisa dilihat dari kondusivitas kotanya, yang aman dan ramah terhadap berbagai agama, suku dan ras.
Dan itu diwujudkan warganya, dengan saling menghormati dan toleransinya sangat tinggi antar warga, dengan memegang teguh Pancasila, UUD 1945 dan Bhinneka Tunggal Ika.
“Berbeda dengan sejarah negara Islam. Seperti tunisia, Libya, Mesir, Suriah, dan Yaman. Karena cinta tanah air yang dimiliki warganya masih rendah, sehingga ketika radikalisme mulai kuat dan atas nama agama melawan pemerintah yang sah. Mereka menghalalkan segala cara. Termasuk membunuh saudara seagama yang tidak sepaham,” tutur H Arnaz Agung Andrarasmara Ketua Dewan Pimpinan Cabang Pecinta Tanah Air Indonesia (DPC PETANESIA) Kota Semarang, dalam silaturahmi pembentukan Ormas ini di Hotel Horison Nindya, Jalan Brigjen Sudiarto Semarang, Minggu (25/4/2021).
Hal ini merupakan ironi, lanjutnya, tatkala negara Islam yang dulu adhem ayem kini porak-poranda. Betapa bahayanya radikalisme ketika sudah menguasai sebuah bangsa.
“Pertanyaannya apakah negara tersebut menjadi lebih baik tatkala mereka berkuasa? Ternyata malah jauh lebih buruk, ekonomi lumpuh, wanita banyak dijadikan budak seks dan sebagainya,” katanya.
Dikatakan, jika merujuk fatwa KH Hasyim Asy’ari, bagaimana hukumnya membela tanah air? “Beliau berkata bahwa hubbul wathon minal iman yang artinya cinta tanah air sebagian dari iman. Hal inilah yang harus dipedomani dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila merupakan asas pemersatu bangsa dan merupakan salah satu peran beliau yang juga merupakan pahlawan nasional,” tegas arnaz.
Ormas Pecinta Tanah Air Indonesia (PETANESIA) merupakan sebuah organisasi masyarakat yang dibentuk oleh Habib Luthfi bin Yahya dan berpusat di Pekalongan, Jawa Tengah. Dengan Ketua Umum DPP PETANESIA Eko Kalungguh dan Ketua DPW PETANESIA Jawa Tengah H Syafii.
Pada kesempatan itu, organisasi ini semakin memantabkan langkahnya untuk terus bergerak, menanamkan jiwa nasionalisme di setiap penjuru tanah air, dengan terus melakukan sosialisasi turun Kota/Kabupaten di tiap Provinsi di seluruh Negara Indonesia, untuk membentuk kepengurusan.
Kota Semarang, merupakan jujugan dari jajaran pengurus DPP PETANESIA, karena banyak ulama besar yang dimakamkan di Kota Lunpia ini, seperti KH.Sholeh Darat, Syekh Jumadil Kubro dan Syekh Kramatjati yang masih merupakan nasabnya (silsilah keluarga, red) Habib Luthfi Bin Yahya.
Berikan Apresiasi
Sementara, Ketua DPP PETANESIA Eko Kalungguh mengungkapkan, sangat mengapresiasi terbentuknya kepengurusan DPC PETANESIA Kota Semarang, yang mampu merangkul semua elemen dari berbagai suku, ras, dan agama.
Eko menguatkan pendapat Arnaz dengan merujuk dawuh Habib Luthfi bin Yahya, kehilangan pacar masih bisa dicari, namun ketika kehilangan tanah air kemana hendak mencarinya.
“Hal ini yang mendasari kami, dengan belajar dari negara-negara Islam di arab, yang sudah porak poranda akibat radikalisme. Oleh sebab itu, kami terus bergerak membentuk ormas PETANESIA ke penjuru tanah air, agar masyarakat selalu mencintai tanah airnya, dengan berdasarkan pancasila dan UUD 1945,” kata Eko
Hadir dalam ramah tamah tersebut, selain Ketua Umum DPP PETANESIA beserta jajarannya, juga Ketua Jawa Tengah H.Syafii, Ketua Dewan Fatwa DPC PETANESIA Kota Semarang, KH.Drs.Ahmad Hadlor Ichsan dan segenap pengurus harian serta perwakilan pengurus bidang DPC PETANESIA Kota Semarang.
Absa