BLORA (SUARABARU.ID)– Jalan penghubung Desa Ngrambitan ke Desa Beganjing, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora, longsor dan terputus. Mendapat informasi itu, DPRD Fraksi Demokrat setempat langsung turun ke lapangan, melakukan pengecekan.
”Jika turun hujan lebat lagi, bisa jadi kondisnya makin parah, dan bisa putus total,” kata anggota DPRD Blora Fraksi Demokrat, Iwan Krismiyanto, Kamis (14/1/2021).
Saat turun ke lapangan, Iwan yang didampingi Aditya Candra Yogaswara, Yusuf Abdurrohman, memperkirakan jalan antardesa yang longsor itu sepanjang 25 meter, dengan lebar 4,5 meter.
BACA JUGA : Polres Blora Bekuk Pengedar Narkotika Asal Mojokerto
Menurut Iwan, longsor dan terputusnya jalan antardesa itu sebenarnya itu sudah terjadi beberapa waktu lalu. Awalnya hanya longsor sebagian, karena tidak segera diperbaiki, longsornya makin parah dan akhirnya terputus.
”Kami mewakili daerah pemilihan (Dapil) 3, 4, dan 5, langsung melakukan tindak lanjut, dengan turun mengecek langsung ke lokasi,” jelas Iwan.
Langkah turun ke lokasi jalan putus itu, lanjutnya, sebagai tindak lanjut dari aspirasi masyarakat, yakni sebagai fungsi mendegarkan dan menyerap aspirasi masyarakat.
Dari kunjungan itu, telah dibuat review berdasarkan fakta di lapangan. Selanjutnya akan dikirim kepada Bappeda, Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang (PUPR), Sekda, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPPD) dan lainnya.
BACA JUGA : Suami Rustriningsih Ir H Soni Achmad Wafat, Dimakamkan di Gombong
”Dari review itu, nanti biar dibahas lebih lanjut, sehingga ada jalan keluar berupa penganggaran bencana alam, atau di APBD Perubahan (APBD P),” terang iwan lagi.
Dia menambahkan, jalan desa penghubung antara Desa Ngrambitan ke Desa Beganjing di Kecamatan Japah dan dukuh di sekitarnya, saat ini putus total, serta tidak lagi bisa dilewati.
Kondisi itu berdampak pada terganggu aktivitas warga. Baik perekonomian, aktivitas warga seperti ke pasar dan kegiatan lainnya. Warga pun harus memutar sekitar tiga kilometer untuk bisa sampai ke kota kecamatan.
Dari hasil inspeksi mendadak (sidak) FPD, pemasalahan utama longsornya jalan adalah soal aliran sungai yang cukup besar. Terlebih gerusan aliran air yang berbentuk V, membuat longsor dan jalan putus.
BACA JUGA : Dokter Reisa Sayangkan Sikap Raffi Ahmad Usai Divaksin Covid-19
Dijelaskan dia, jalan makadam yang ada sebenarnya sudah bagus, cukup padat dan berlapis-lapis. Maka longsoran jalan itu, paling lambat akan dianggarkan di Perubahan APBD 2021 nanti.
”Tujuan APBD Perubahan itu, salah satunya untuk mengatasi keadaan darurat dan atau luar biasa,” tandas Iwan.
Kalkulasi biaya awal, lanjutnya, panjang jalan putus secara riil 25 meter dengan lebar 4,5 meter plus talud yang putus habis. Untuk estimasi biaya yang harus dikeluarkan membutuhkan dana sekitar Rp 1 miliar sampai Rp 2 miliar.
Terpisah, Kepala Desa Ngrambitan, Sukar, kepada anggota DPRD menerangkan, pihak desa sudah melaporkan terkait putusnya jalan itu, sudah sejak beberapa waktu lalu. Bahkan sudah dua kali melaporkannya ke kecamatan dan DPUPR.
Wahono-Riyan