Destinasi Wisata Banyuwangi Terus Menjamur
Oleh : Dian Maryono
KOTA Banyuwangi merupakan salah satu kabupaten Provinsi Jawa Timur yang sekaligus berada di ujung paling timur Pulau Jawa, yang berbatasan langsung dengan Pulau Bali.
Pada tahun 90 an sampai dengan 2000 kota Banyuwangi sangatlah sepi. Banyak pantai-pantai perawan yang tidak diketahui wisatawan. Blue fire di Ijen juga belum banyak yang tahu apalagi teluk hijau atau pulau merah. Hotel juga jarang, bahkan tidak ada hotel berbintang disana. Yang ada sekelas bintang 1 dan selebihnya setara losmen. Banyak orang yang hanya sekedar melewati saja sebelum menyeberang ke Bali.
Namun beberapa tahun terakhir Banyuwangi mengalami perubahan luar biasa, banyak wisatawan tidak hanya lewat namun juga bermalam dan bahkan berwisata disini. Beragam agenda nasional maupun internasional diadakan sehingga membuka lebar mata melihat keindahan Banyuwangi. Tarian Gandrung yang dulu hanya sebatas acara di desa dan di hajatan, kini sudah menjadi event tiap tahun yang terkenal dengan nama Gandrung Sewu. Hotel menjamur dimana-mana. Perkembangan pariwisata sungguh luar biasa. Banyak tempat baru yang ternyata indah. Salah satunya adalah Pulau Tabuhan, pulau kecil seluas 5-6 ha yang berada di selat Bali namun secara administratif masuk di Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi.
Menuju pulau ini tidak sulit. Dari kota Banyuwangi, anda dapat menuju utara menuju pantai Bangsring atau Watudodol. Untuk menuju kesana menggunakan kapal dari pantai Bangsring. Harga sewa per kapal Rp.600.000 yang dapat memuat 10 penumpang untuk perjalanan pulang pergi. Waktu tempuh sekitar 30-45 menit per jalan dan diberikan jaket keselamatan untuk masing-masing penumpang. Kalau cuaca tenang, kita bisa menikmati perjalanan dengan santai. Namun bila angin kencang dan turun hujan, siap-siap untuk adrenalin bergejolak karena kapal akan terombang ambing di hempas ombak yang cukup besar.
Pasir di pulau ini putih. Banyak spot foto bagi yang suka fotografi. Selama disana, karena tidak berpenghuni maka yang bisa dilakukan adalah bermain pasir sepuasnya dan karena lautnya sangat jernih, banyak juga yang snorkeling dan melihat keindahan bawah laut. Peralatan untuk itu disewakan dengan harga 25 rb saja. Apabila tidak percaya diri untuk menyelam, kita bisa menyewa orang yang mengawal dan membayar biaya tambahan 50 rb namun kadang bisa ditawar. Yang perlu dibawa oleh wisatawan adalah makanan dan minuman karena tidak ada yang menjual. Selain itu, siapkan juga sunblock yang kuat karena panasnya sangat menyengat.
Jangan lupa juga untuk memastikan kapan waktu kapal kembali ke Banyuwangi. Waktu itu karena saya terlalu siang berangkat dari Banyuwangi jadi hanya bisa 3 jam saja ditempat ini karena jam 5 kapal kembali pulang. Karenanya apabila akan mengunjungi tempat ini, saya sarankan berangkat pagi-pagi sehingga bisa puas bermain-main di pantai.
Satu hal yang sangat mengganggu kenyaman wisatawan, adalah banyaknya sampah yang berserakan. Pernah terdengar katanya ada gerakan bersih-bersih sampah oleh Pemda dan masyarakat setempat namun upaya ini belum membuahkan hasil, lantaran banyaknya wisatawan yang tidak peduli dan seenaknya membuah sampah di lokasi, sehingga masih banyak sampah berserakan seolah tak terkendali. Andai saja banyak orang yang membawa kembali sampahnya, maka tentu pulau ini akan lebih indah. Oleh karenanya apabila kita berlibur dimanapun, jangan tinggalkan sampah. Namun cukup langkah kaki dan kenangan saja yang kita tinggal ya kawan. Salam. (Penulis : Dian Maryono, Penggiat Wisata dan Penghoby Travelling)
Suarabaru.id