Para pengungsi Merapi yang menempati Balai Desa Banyurojo, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang dengan inisiatif sendiri pulang ke rumahnya di Kawasan Rawan Bencana ( KRB) III Merapi yakni di Dusun Babadan 1, Desa Paten, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang. foto; suarabaru.id/ Yon

MAGELANG, (SUARABARU.ID)– Setelah bertahan selama 38 hari di pengungsian yang ada di Desa Banyurojo, Kecamatan Mertoyudan, sebanyak 286 pengungsi Merapi asal Dusun Babadan 1, Desa Paten, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang pulang ke rumahnya.

Ke- 286 warga Dusun Babadan 1 yang pulang tersebut berasal dari tujuh Rukun Tetangga (RT) yang ada di dusun yang berjarak sekitar 4,5 kilomerter dari puncak Merapi.

Mereka pulang atas inisiatif sendiri, karena ingin mngurus hewan ternak, membersihkan rumah dan berkebun di lading yang telah ditinggalkan selama ini.

“Kami ingin pulang kembali ke rumahnya masing-masing, dengan alasan ingin mengurus hewan ternak, mengurus ladang pertanian dan membersihkan rumah yang ditinggal sejak 38 hari lalu,” kata Koordinator pengungsi, Wahyudi.

Wahyudi mengatakan, sebelum pulang, warga setempat melalui perwakilan masing-masing RT membuat surat pernyataan di bawah meterai Rp 6000 yakni, proses

kepulangannya tersebut merupakan inisiatif dari seluruh warga Dusun Babadan 1. Dalam surat pernyataan tersebut, mereka juga menyatakan siap mengungsi kembali ke

Tempat Evakuasi Akhir ( TEA) Desa Banyurojo, Kecamatan Mertoyudan, bila sewaktu-waktu Gunung Merapi menunjukkan peningkatan aktivitasnya.

“Kami akan mengikuti anjuran pemerintah dan akan mengungsi kembali TEA Banyurojo, bila Merapi meletus atau erupsi,” ujarnya.

Ia menambahkan, karena kepulangan para pengungsi tersebut atas inisiatif sendiri, maka dalam proses pemulangannya menggunakan kendaraan dari warga, baik kendaraan sepeda motor maupun mobil.

Kendaraan yang mengangkut para pengungsi tersebut sekitar 20 unit yakni mobil milik pribadi warga dan sebagian juga ada yang mengendarai sepeda motor.

Tidak Bisa Menahan

Sementara itu, Kepala Desa Banyurojo, Iksan Maksum mengatakan, sebenarnya para pengungsi tersebut telah meminta untuk pulang ke rumahnya sejak 30 November lalu. “Sebenarnya mereka sudah berkeinginan untuk pulang sejak 20 November lalu. Namun, dari Pemkab Magelang memutuskan untuk memperpanjang masa tanggap darurat

pengungsi Merapi 14 hari kemudian, dan akhirnya hari ini ( Senin ( 14/12) mereka benar-benar pulang,” katanya.

Dirinya mengaku, tidak bisa menahan para pengungsi untuk tetap tinggal di pengungsian, karena pihak Pemdes Banyurojo tidak memberikan kepastian situasi Merapi saat ini. Dan itu bukan kapasitasnya.

Meskipun demikian, Pemerintah Desa Banyurojo menyatakan tetap siap menampung mereka, bila sewaktu-waktu warga Dusun Babadan 1 tersebut kembali harus mengungsi dari Kawasan Rawan Bencana (KRB) III.

Selain itu, pihaknya tetap mempertahankan beberapa fasilitas pengungsian seperti bilik kamar dan lainnya yang ada di Balai Desa Banyurojo, “ Fasilitas sekat bilik kamar yang selama ini ada di dalam balai desa tetap dipertahankan.

Selain itu, logistik makanan yang cukup awet juga tetap disimpan di Gudang,” imbuhnya. Menurutnya, karena kepulangan mereka merupakan inisiatif sendiri, maka pihak

Pemerintah Desa Banyurojo tidak mengawal perjalanan mereka. Tetapi, selama perjalanan hingga sampai di rumahnya masing-masing mendapatkan pengawasan dari sejumlah relawan yang selama ini bersiaga di posko pengungsian tersebut.

Yon