MAGELANG (SUARABARU.ID)-Meskipun tidak termasuk wilayah yang direkomendasikan oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) sebagai wilayah yang harus dikosongkan karena bahaya Merapi, tetapi warga di Desa Keningar meminta dievakuasi.
“Sebenarnya wilayah Desa Keningar, tidak termasuk wilayah yang direkomendasikan oleh BPPTKG untuk warganya diungsikan. Tetapi, sebagian warga Desa Keningar masih trauma dengan peristiwa erupsi Merapi pada tahun 2010 silam,” kata Kepala Desa Keningar, Rohmat Sayidin, Minggu ( 8/11).
Baca juga Pemakaman Secara Prokes, Dilakukan Lagi oleh Tim Covid Wonogiri
Rohmat mengatakan, jumlah warga yang dievakuasi tersebut sebanyak 115 dan berasal dari Dusun Banaran dan Gondangrejo. Sebagian besar yang diungsikan ke Desa Ngrajek, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang merupakan kelompok rentan. Yakni, para lansia, anak-anak, orang sakit dan ibu-ibu.
Sedangkan, kaum laki-laki yang masuk usia produktif masih tinggal di rumahnya masing-masing, sambil menjaga rumahnya dan keamanan dusun setempat. Menurutnya, alasan lain warga Desa Keningar, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang yang berjarak 5,8 kilometer dari puncak Merapi minta diungsikan ke wilayah yang lebih aman.
Hal ini mengingat, karena dua dusun tersebut juga berbatasan dengan Desa Ngargomulyo yang sebagian warganya sudah diungsikan dua hari lalu.
Ia menambahkan, sebelum melakukan evakuasi, pihaknya telah berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait seperti BPBD Kabupaten Magelangdan Pemerintah Desa Ngrajek, Kecamatan Mungkid yang telah mempunyai kesepakatan sebagai sister village atau desa penyangga.
Sesampainya di Tempat Evakuasi Akhir di Desa Ngrajek, para pengungsi terlebih dulu di rapid tes oleh tim kesehatan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang. Di Desa Ngrajek tersebut, para pengungsi ditampung di Sekolah Dasar Negeri 1 Ngrajek dan rumah Kepala Desa Ngrajek.
Sementara tiga orang warga Desa Keningar yang kedapatan sakit, langsung dirujuk ke Rumah Sakit Umum Merah Putih Kabupaten Magelang.
Yon-trs