SEMARANG (SUARABARU.ID) – Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), sebagai modal dasar pembangunan bangsa.
Oleh karena itu, sudah selayaknya semua lapisan masyarakat mendapatkan pendidikan yang memadai untuk meningkatkan kualitas dirinya dan meraih kesejahteraan. Dalam tataran yang lebih luas, keberhasilan pendidikan juga akan mendorong bangsa ini ke arah kemajuan.
Hj. Nawal Nur Arafah Yasin, ketua BKOW Jawa Tengan mengatakan hal itu saat membuka Webinar dengan tema Perluasan Akses Pendidikan Melalui Virtual sebagai Perwujudan Sekolah Tanpa Sekat di Jawa Tengah.
Acara berlangsung Senin (2/11} diikuti anggota pleno BKOW , anggota GOW se- Jawa Tengah dan guru SLTA/SMK. “ Mari kita rawat semangat membangun masa depan, meski kita sedang berada di tengah pandemi Covid-19 ” ,tandasnya.
Istri Wagub Jateng itu menyampaikan terima kasih kepada seluruh pemangku kepentingan pendidikan, dan warga pendidikan di seluruh wilayah Jawa Tengah, yang tetap bersemangat melaksanakan kegiatan pembelajaran jarak jauh (online/daring) di era pandemi.
Dua nara sumber memberikan pencerahan adalah Dr Padmaningrum SH, MPd , Plt. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah dan Rizqy Rahmat Hani Ketua Sekolah Lawan Corona
Virtual Gratis
Pandemi Covid-19 yang berdampak pada penurunan kemampuan ekonomi keluarga , meyebabkan angka putus sekolah semakin tinggi pada tahun ajaran baru tahun 2020.
Pemprov Jateng membuat terobosan berupa sekolah virtual gratis bagi siswa berkategori miskin dengan sistem pembelajaran seperti sekolah regular, namun proses pembelajaran lebih banyak melalui dunia maya atau secara virtual.
Ditambahkan oleh Hj Nawal , pembelajaran virtual merupakan implementasi dari pogram sekolah tanpa sekat untuk memberikan kesempatan secara luas kepada masyarakat mendapatkan pelayanan pendidikan, tanpa ada batasan pembiayaan, status sosial, dan ekonomi, termasuk gender dan disabilitas.
Rintisan kelas virtual ini telah dilaunching oleh gubernur Jateng pada 13 Oktober 2020 lalu, dengan pengampu SMAN 1 Kemusu Boyolali dan SMAN 3 Brebes. Ada 36 siswa dalam satu rombongan belajar. Siswa juga diberi fasilitas handphone, kuota data, dan beasiswa.
“Saya berharap, meskipun gratis, sekolah virtual ini dikelola secara profesional sehingga dari ruang ini akan lahir generasi milenial yang berperadaban sekaligus mumpuni, untuk menjawab berbagai tantangan global yang semakin berat, di tengah perkembangan teknologi yang semakin pesat,” kata Hj Nawal.
Ia berharap inovasi ini perlu disosialisasikan agar semakin banyak masyarakat yang bisa mengakses maupun bisa ikut berkontribusi menyukseskan program, agar anak-anak generasi penerus bangsa tetap bisa mendapatkan pembelajaran yang optimal. Guru-guru juga bisa mendapatkan panduan dan pendampingan dalam menyiapkan materi ajar.
Sementara itu Rizqy Rahmat Hani mengajarkan teknik pembeljaran virtual dengan menampilkan pengalaman beberapa guru dalam menjalankan tugasnya. Antara lain guru Dynna , Amalia dan Niken menyatakan banyak murid yang tidak suka tugas membuat video, merasa bosan belajar sendiri di rumah.
“Akhirnya ia libatkan murid dalam pembelajaran dengan membuat grup-grup kecil di kelompok agar murid terhibur,” kata Rizqy Rahmat.
Dr Padmaningrum SH, MPd antara lain menjelaskan implementasi penyelenggaraan kelas virtual di Jateng memiliki standar kelulusan membentuk anak memiliki daya juang, tahan banting dan berkarakter, inovatif,produktif dan menguasai perangkat media sosial.
Humaini-trs