blank
Ketua Bidang Penanggulangan Bencana PMI Pusat Sumarsono bersama Bupati Kebumen Yazid Mahfudz,Ketua PMI Jateng Imam Triyanto dan Ketua PMI Kebumen Sabar Irianto serta perwakilan JRCS.(Foto:SB/Ist)

KEBUMEN (SUARABARU.ID) – Japanese Red Cross Society (JRCS) bekerja sama dengan PMI Kebumen menggelar program Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Masyarakat. Peluncuran dilakukan Bupati Kebumen KH Yazid Mahfudz di Pendopo Rumah Dinas Bupati , Senin (2/10) 2020.

Program pengurangan risiko bencana berbasis masyarakat itu diselenggarakan atas kerjasama PMI Pusat dengan Japanese Red Cross Society (JRCS) atau Palang Merah Jepang selama tiga tahun.

Acara dihadiri Ketua Bidang Penanggulangan Bencana PMI Pusat, Letjen TNI (Purn) Sumarsono,  Ketua PMI Provinsi Jateng H Imam Triyanto dan Ketua PMI Kebumen Sabar Irianto, serta Perwakilan JRCS. Hadir pula sejumlah pejabat terkait, para camat dan perwakilan kepala sekolah.

blank
Bupati Kebumen Yazid Mahfudz memberikan sambutan peresmian program pengurangan risiko bencana kerja sama PMI dan Palang Merah Jepang di Pendopo Rumah Dinas Bupati.(Foto:SB/Ist)

“Saya menyambut baik kegiatan ini. Terimakasih saya ucapkan kepada JRCS atas kerja sama dan dukungannya terhadap penanggulangan  bencana di Kabupaten Kebumen,”ujar Yazid Mahfudz.

Bupati mengungkapkan, Kabupaten Kebumen memiliki tingkat kerentanan tinggi terhadap ancaman bencana alam. Baik banjir, tanah longsor, tsunami, maupun angin ribut. Seperti yang terjadi saat ini, ada banjir dan tanah longsor.

“Penanggulangan bencana dan pengurangan risiko bencana merupakan tanggungjawab semua pihak. Oleh karena itu, kerjasama antara pemerintah dan pihak-pihak non pemerintah merupakan suatu hal penting dalam upaya pengurangan risiko bencana,”ujarnya.

blank
Ketua Bidang Penanggulangan Bencana PMI Pusat Sumarsono bersama Plt Ketua Pelaksana BPBD Kebumen Teguh Kristiyanto dan perwakilan JRCS.(Foto:SB/Ist)

Sedangkan Ketua Bidang Penanggulangan PMI Pusat Sumarsono menjelaskan, program kerjasama pertama dilaksanakan di Banten. Kemudian berlanjut di Bengkulu, Malang dan kali ini di Kebumen. “Saya berharap ini kemudian direplikasi di daerah lain,”tandas Sumarsono.

Ketua PMI Kebumen Sabar Irianto mengatakan, program ini dalam rangka menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya memahami bahaya, kerentanan, kapasitas dan risiko bencana yang ada di lingkungan mereka. “Kami pertaruhan PMI Kebumen untuk keberhasilan program ini,”ucap Sabar.

Menurutnya, program ini momennya pas dengan adanya potensi megatrust atau gempa besar yang mengancam wilayah Kabupaten Kebumen. Masyarakat pesisirKebumen disiapkan kapasitas untuk menghadapi bencana.

PMI bersama JRCS akan melakukan pendampingan selama 3 tahun untuk mengubah budaya mengenal bencana. “Seharusnya ini sudah dilakukan sejak April lalu, karena adanya Covid-19 baru kita lakukan saat ini,”imbuh Sabar.

Komper Wardopo