JEPARA(SUARABARU.ID) –Saat ini vaksin Covid-19 sebagai bentuk pencegahan penularan ini, sedang dilakukan pengujian. Upaya pencegahan lain yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan daya tahan tubuh, salah satunya dengan penggunaan obat tradisional.
Itu pula yang saat ini dilakukan oleh Puskesmas Kedung I, Jepara. Dengan inisiasi Kepala Puskesmas Kedung I, dr. M. Amirudin Khairul Amin, telah dilincurkan program Inovasi Sersan Ratri (Sehat Bersama Ramuan Obat Tradisional).
Program yang dimulai bulan Juni 2019 ini, dilatar belakangi oleh peningkatan upaya promotif dan preventif pencegahan penularan ovid-19 dengan meningkatkan daya tahan tubuh. Salah satu caranya menggunakan tanaman obat yang ada di lingkungan sekitar.
Selain itu, juga diharapkan merupakan upaya kuratif untuk mengatasi masalah kesehatan ringan dengan memanfaatkan penggunaan obat tradisional sebelum dipilih pengobatan kimia. “Penggunaan obat tradisional lebih minimal efek sampingnya dibandingkan dengan obat kimia,” ujar dr. M. Amirudin Khairul Amin
Dijelaskan, melalui program sersan ratri, Puskesmas Kedung I telah menggandeng KWT (Kelompok Wanita Tani) dan membentuk kelompok Asuhan Mandiri TOGA di desa Sowan Lor. Para anggota kelompok kemudian diberikan pelatihan penanaman dengan bekerja sama dengan Petugas Dinas Pertanian Kecamatan Kedung, Endang Gunarti.
Selain itu, anggota juga diberikan pelatihan cara pengolahan TOGA. Pelatihan dilakukan oleh Khafidzatul Bahriaddini programer Sersan Ratri yang juga berprofesi sebagai apoteker di Puskesmas Kedung I yang akrab dipanggil Dini.
Menurut dr. M. Amirudin Khairul Amin, puskesmas juga memberikan beberapa bibit tanaman obat untuk ditanam bersama di kelompok tersebut. Hasil tanam selain dimanfaatkan oleh para anggota juga sudah dimanfaatkan oleh warga sekitar sebagai pengobatan mandiri.
Beberapa jenis tanaman yang ada di sana antara lain Sirih Merah (keputihan, anti jerawat), Serai (anti nyeri, peradangan), Jahe (meningkatkan imun, antimual), temulawak (meningkatkan imun dan nafsu makan), Jahe Merah (batuk pilek, pegal linu), Rosella (kolesterol, hipertensi), Jeruk Nipis (antioksidan, batuk) Sambiloto (Demam, diare, radang), Seledri (hipertensi), Mengkudu (hipertensi, kolesterol), kapulaga (mengencerkan dahak, menghangatkan badan)
Bentuk kerjasama lain yang dilakukan oleh Puskesmas dengan Kelompok Asuhan Mandiri TOGA ini adalah dengan dilaksanakannya kegiatan kegiatan rutin “Njamu Bareng Sersan Ratri di Puskesmas” setiap hari Jumat minggu pertama dan minggu ketiga. Dimana jamu yang disajikan adalah hasil dari produksi Kelompok Asuhan Mandiri TOGA yang sudah dilatih.
Beberapa ramuan jamu kreasi Sersan Ratri yang disajikan antara lain Jenk Rena (Jeruk Nipis, kunyit, gula aren, asam jawa), Jaka Mesem (Jahe, Kayu Manis, Serai), Cah Ayu (Cengkeh, Jahe, Kayu Secang), Jenk Mulan (Jeruk nipis, temulawak), Jenk Ita (Jeruk Nipis, Kunyit, Gula Aren), Dayang Laris (Lidah Buaya, Alang-alang, jeruk nipis), Jesika ( Jahe, Serai, Kunyit, Gula Aren) dan Jenk Rara (Jeruk Nipis, Kencur, Jahe, Serai).
“Ke depannya kita akan mengembangkan kegiatan ini di seluruh desa wilayah Puskesmas Kedung I, sehingga masyarakat memiliki pengetahuan yang tepat dalam memanfaatan TOGA untuk keluarga dan lingkungannya. Disamping itu harapan kami warga akan mau menanam TOGA, sehingga nantinya masyarakat dapat lebih sehat secara mandiri” ungkap Dini.
Disamping itu. Puskesmas Kedung I juga telah bekerjasama dengan Kelompok Wanita Tani desa Bugel dengan membentuk kelompok Asuhan Mandiri. “Saat ini sudah diberikan bekal sosialisasi pemanfaatan obat tradisional, dan berikutnya akan dilaksanakan kegiatan penanaman bersama dan pelatihan pengolahan TOGA,” ujar Dini.
“KWT Bugel, sudah menanam beberapa jenis sayuran dan TOGA. Ke depannya Puskesmas Kedung I akan melengkapi jenis tanaman TOGA yang ada di kelompok ini sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar” tambah Dini.
“Di era pandemi ini, program ini sangat dibutuhkan, seperti yang ada dalam Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Covid-19. Salah satu upaya pencegahan Covid-19 adalah dengan menggunakan ramuan tradisional. Sehingga kami mendorong masyarakat untuk mampu memaksimalkan pemanfaatkan obat tradisional, terutama untuk pencegahan Covid-19”, ujar dr. M.Amirudin Khairul Amin.
Hadepe-Ua