SEMARANG (SUARABARU.ID) – Poniman (63), petani asal Desa Kuncen, Kelurahan Bubakan, Kecamatan Mijen, Kota Semarang berhasil meningkatkan produksi panen padinya. Dia melakukan inovasi dengan menggunakan pupuk berbahan urin kambing yang dicampur dengan obat pembasmi serangga dan air dengan perbandingan 1:1:1.
Pada awal Agustus 2020 ini, Poniman memanen padi beras IR dengan hasil yang memuaskan. Lahan tanah dengan luas sekitar 2.700 meter² ini dimiliki dan dikelola Poniman warga Desa Kuncen. Lahan tersebut ditanami padi sekitar tiga bulan dari masa tanam sampai masa panen menghasilkan gabah sebanyak 2 kuintal.
Poniman melakukan inovasi baru dengan menggunakan pupuk berbahan urine kambing yang dicampur dengan obat serangga (postim) dan air yang berbanding 1:1:1. Ide itu muncul disaat kelompok tani Kuncen Farm yang juga berlokasi di Desa Kuncen tersebut menggunakan urine kelinci sebagai bahan tambahan pada pupuk untuk menyirami perkebunan.
“Cara menggunakan pupuk tersebut dilakukan dengan menyirami seluruh lahan persawahan selama tiga kali dalam tiga bulan, jadi bisa dilakukan sebulan sekali,” ujar Pak Poniman.
Urine kambing digunakan sebagai bahan untuk pupuk organik karena manfaatnya yang dapat menyuburkan tanah dengan kandungan nitrogen, fosfor, kalium dan air yang lebih banyak dan juga lebih cepat menyerap ke dalam tanah dibandingkan dengan menggunakan pupuk kimia.
Dengan menggunakan pupuk organik berbahan dasar urine kambing, kualitas yang dihasilkan juga memiliki keunggulan tersendiri, warnanya yang putih bersih. “Ukurannya yang bisa dibilang lebih besar, dan yang terpenting pada saat masa menanam tidak banyak burung yang memakannya, karena padi berkembang dengan baik sampai ujung padi menjulur kebawah sehingga burung sulit untuk menjangkaunya,” ujar Pak Poniman saat mengamati lahan sawah miliknya, dan selama tiga bulan penanaman hasil pascapanen mencapai kurang lebih 2 kuintal atau 200 kilogram.
Esa Luthfiana Rizki