WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Kegiatan panen raya padi serentak tingkat nasional di 14 provinsi, Senin (7/4/25), digelar secara virtual bersama Presiden RI Prabowo Subianto. Untuk Kabupaten Wonogiri, Jateng, dilaksanakan di areal persawahan petani di Desa Jaten, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri.
Panen raya padi musim tanam pertama rendengan (penghujan) ini, dipimpin Bupati Wonogiri Setyo Sukarno bersama Kapolres AKBP Jarot Sungkowo serta Dandim 0728 Letkol (Inf) Edi Ristriyono. Ikut hadir mendapampingi acara panen raya tersebut, Kepala Dinas Pertanian Wonogiri, Baroto Eko Pujianto bersama pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, Ketua dan Pengurus Kelompok Tani, Perangkat Desa dan jajaran Forkompimcam Selogiri.
Kasi Humas Polres Wonogiri AKP Anom Prabowo, menyatakan, panen raya padi tingkat nasional bersama Presiden RI Prabowo Subiyanto ini, digelar serentak secara daring melalui jejaring internet zoom meeting di 14 provinsi. Kapolres Wonogiri AKBP Jarot Sungkowo, menyatakan, bersama Pemda Kabupaten Wonogiri dan Dinas Pertanian, siap mengawal proses panen di tingkat petani dan distribusi penjualan hasil panenannya ke pihak Bulog. Yakni dengan harga pembelian oleh Bulog Rp 6.500,- per Kilogram (Kg)-nya.
Tujuannya, untuk memotong mata rantai niaga penjualan panen padi, agar petani sebagai produsen padi, tidak menjadi korban atau dikorbankan dalam niaga pembelian gabah. Petani memperoleh kepastian harga jual yang layak, untuk menghindarkan agar petani sebagai pembudidaya padi tidak merugi.
Selama ini, harga gabah selalu dimainkan oleh tengkulak atau oknum yang tega memanfaatkan ketidakpahaman petani dalam hal tata niaga padi. Meski pemerintah mengeluarkan ketentuan HPP atau Harga Pembelian Pemerintah gabah hasil panenan petani, tapi kenyataan di lapangan harga gabah selalu jatuh manakala datang musim panen.
Mata Rantai
Berkaitan ini, pemerintah berupaya memutus mata rantai tata niaga pembelian gabah petani. Harapannya, petani dapat memperoleh hasil yang sesuai dengan jerih payahnya dalam membudidayakan padi sebagai bahan pangan masyarakat. ”Kami akan kawal proses penjualan gabah petani ini, supaya petani tidak menjadi korban atau dikorbankan,” tandas Bupati bersama Kapolres serta Dandim.
Dengan kehadiran jajaran TNI-Polri bersama Bupati dan dinas terkait dalam acara panen raya padi, ini menjadi wujud nyata keberpihakan pemerintah dalam menolong nasib petani. Setidak-tidaknya, kini petani tidak lagi menjadi pihak yang selalu dikorbankan dalam tata niaga gabah. Petani sebagai produsen padi, kini dapat memperoleh proteksi.
Hal ini penting dialkukan, dalam kiat mendukung peningkatan pendapatan dan peningkatan kesejahteraan kaum tani, serta mendukung pertumbuhan ekonomi lokal maupun nasional. Di sisi lain, ini menjadi langkah nyata dalam mendukung suksesnya program pemerintah untuk mewujudkan ketahanan pangan secara nasional.
Kegiatan panen raya padi yang dilakukan di Desa Jaten, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri tersebut, yag menjadi panen raya serentak di 14 provinsi di Indonesia, diharapkan dapat menjadi contoh nyata adanya sinergitas antara pemerintah bersama TNI-Polri dan masyarakat. Utamanya dalam upaya mendukung ketahanan pangan nasional yang menjadi salah satu program unggulan Presiden Prabowo Subianto.
Dengan adanya jalinan sinergitas kebersamaan Pemerintah, TNI-Polri dengan para pihak terkait, kelompok tani dan petani sebagai pembudidaya padi, ini diharapkan dapat mendukung terwujudnya ketahanan pangan nasional. Yakni ketahanan pangan nasional sebagaimana dicanangkan dalam visi misi pemerintah menuju Indonesia Emas 2045.(Bambang Pur)