
Sumur yang baik, adalah sumur yang meski pun ditimba airnya setiap saat, sumur itu tetap menyediakan air cukup. Ora asat, tidak kering, kecuali di musim kemarau panjang. Semakin sering airnya ditimba, air di dalam sumur sana semakin bersih, bening, sehat, dan tiada habisnya. Orang bilang ngetukkkk (mata airnya tidak berhenti) terus, mata airnya terus mengalirkan air murni.
Sumur yang merepotkan, adalah sumur yang tidak mampu menampung air dari mata air murni, jernih, dan bersih. Baru ditimba beberapa kali lha kok wis asat padahal mata airnya ngetuk terus. Semacam bocor. Meski setiap kali sudah diperdalam, masih saja bocor, masih saja asat, mengering.
Seperti itulah yang disebut sumur gampang asat, sumur gumuling; dan kalau ada orang, sebutlah pejabat, memiliki sifat semacam itu, ia akan dikatakan orang (eh pejabat) yang nyumur gumuling.
Apa maknanya? Seseorang bersifat nyumur gumuling apabila (1) wewateke angel dijajagi, lan (2) wong kang ora bisa nyimpen wadi. Makna pertama, maksudnya, orang seperti itu sifat atau pola-lakunya sulit ditebak, sulit dipahami umum, main zig-zag. Sifat semacam itu tujuan utamanya ialah, cari aman. Bagaimana zig-zag bisa mengamankan dirinya? Biasanya orang itu menempuh makna kedua, yakni di sana omong begini, di sini omong begitu; di sana bocorkan rahasia “lawan”, di sini bocorkan rahasia “kawan.”
Intinya, nyumur gumuling adalah orang yang bersifat atau menempuh taktik seperti ini karena cari aman, atau pun berusaha mengamankan dirinya sendiri (jabatannya pasti). Bocorin sana, bocorin sini; kalau perlu mengadu ke sana, mengadu ke sini.
Dan …………….tragiknya, sifat dan taktik zik-zak nyumur gumuling ini justru menjadikan orang semacam itu aman terus dan “dipakai” terus. Lancarrrrrr jaya, menjabat terussssssss……….. Gas pol.
Baca juga Tak-tik Berpolitik Malik Bumi
Kata-kata harian orang-orang nyumur gumuling bukan saja seperti cerita awal tulisan ini (seperti fantastis atau mengagumkan); tetapi pasti lebih dahsyat lagi. Misalnya: “Siappp back up seribu persen, Bos.” Bisa juga: “Urusan itu serahkan saya, Pak, beressss.” Tidak kurang yang berkata: “Bapak duduk manis saja; besok lusa semua saya laporkan hasilnya.”
Setelah berkata-kata seperti itu, apa yang lalu dikerjakan orang-orang nyumur gumuling? Dia akan menekan siapa pun yang dapat ditekan, akan membentak siapa pun yang dapat dibentak, atau bahkan akan nyogok siapa pun yang bersedia disogok. Beres, lalu lusa laporan bla….bla……bla….bi….bli….bli. Bener-bener asyik dan mengasyikkan. Mau ikut nyumur gumuling?
JC Tukiman Tarunasayoga, pengajar Pengembangan Masyarakat di Pascasarjana UNS Surakarta dan SCU Semarang