Kepala Pelaksana BPBD Grobogan, Wahyu Tri Darmawanto (sebelah kanan perempuan berhijab), saat mendampingi perwakilan BNPB dan Wakil Bupati Sugeng Prasetyo di bekas jebolan Sungai Tuntang beberapa waktu lalu. Foto: BPBD

GROBOGAN (SUARABARU.ID) – Jebolan tanggul Sungai Tuntang yang ada di Desa Baturagung selain menggenangi rumah warga, juga mengakibatkan ratusan hektar sawah milik warga setempat berubah menjadi lahan luas tertutup lumpur sedimentasi.

Hal ini berdampak pada tanaman padi yang bercampur lumpur akibat endapan sedimentasi yang menerjang tanggul. Jebolnya tanggul tersebut menimbulkan cekungan cukup dalam hingga lebih tiga meter dan nampak seperti aliran sungai baru.

Kondisi ini juga mengakibatkan putusnya jalur penghubung antara Dusun Lanjaran dan Mintreng, sehingga warga tidak bisa lagi melewati jalur tersebut dan harus naik perahu.

Kepala Pelaksana BPBD Grobogan, Wahyu Tri Darmawanto mengungkapkan, sawah yang tertutup sedimentasi ini nantinya akan dilakukan pengerukan setelah selesainya perbaikan tanggul.

“Setelah perbaikan tanggul selesai. Sudah kering airnya, kemudian kita lihat sejauh mana parahnya,” ujar Wahyu, kepada wartawan, Kamis 20 Maret 2025..

Rapat Bersama Pemdes dan PUPR

Wahyu mengungkapkan, BPBD Grobogan menggandeng Dinas PUPR dan Pemdes Baturagung untuk rapat bersama menangani areal sawah yang tertimbun sedimentasi tersebut.

Rapat bersama tersebut terkait dengan bagaimana penanganannya, penghitungan luasan lahan yang terdampak dan memetakan solusinya untuk petani yang terdampak.

Saat ini, kata Wahyu, tengah dilakukan perbaikan tanggul utama atau existing. Fokus perbaikan ini untuk membuat ketinggian sejajar antara tanggul utama dengan tanggul kritis.

“Kalau ketinggiannya sudah sama, tidak ada kekhawatiran berapa pun debit air yang masuk atau tidak takut melimpas. Lebih aman,” katanya.

Meskipun saat ini bentuk tanggul belum selesai, Wahyu menerangkan, hal penting yakni tanggulnya sudah tertutip lebih dahulu, meskipun dibangun dengan bentuk lengkungan.