blank
Wali Kota dan Wakil Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng Pramestuti – Iswar Aminuddin. foto : humas/SB.ID

Pemenuhan papan, sandang dan pangan. Perekonomian inklusif, kemandirian ekonomi kerakyatan berbasis sumber daya lokal, pengembangan ekonomi kreatif. Pelayanan publik berkualitas, bersih. Kualitas lingkungan kota dan pengendalian banjir-rob.

Tidak kalah penting, Agustin-Iswar akan mengoptimalkan pariwisata Kota Semarang. Mengingat, ibu kota Jawa Tengah ini, memiliki potensi wisata yang sangat luar biasa.

“Kita melihat Semarang sebagai kota HUB, pertemuan di antara hinterland. Kota/kabupaten besar di sekitarnya ada banyak pabrik dan kegiatan ekonomi. Kita bisa menjadi kota yang mengelola pariwisata dan meeting-nya,” kata Agustin, Rabu 19 Februari 2025.

Menurut Agustin, Kota Semarang merupakan Venezia van Java, karena memiliki demografi yang cukup lengkap. Ada bukit, lembah, sungai, hingga pantai. Setiap sudut Kota Semarang menawarkan keindahan yang berbeda.

“Dari Gombel kita bisa berdiri melihat hamparan Kota Semarang, bisa melihat ujungnya laut. Kita punya sungai yang cukup bagus. Dan (penataan) sudah dimulai pada pemerintahan-pemerintahan yang lalu. Ini sudah hebat, dan kita ingin semakin hebat,” terang penerima penghargaan legislator terbaik (PWI, 2019) dan (TI, 2019) ini.

Tidak sekadar semakin hebat saja, Agustin ingin semua lapisan masyarakat bisa merasakan kemajuan Kota Semarang.

“Semakin hebatnya harus berkeadilan sosial. Semua orang bisa menikmati, turut serta. Tidak meninggalkan kelestarian lingkungan dan inklusif. Tidak boleh ada yang ketinggalan,” kata lulusan Sastra Inggris dan Doktor Sejarah Undip ini.

Sementara Iswar Aminuddin, mengaku tidak ada program 100 hari pasca dilantik. Agustin-Iswar siap gas pol dan menyelesaikan pekerjaan rumah dan melayani masyarakat dengan baik.

“Tidak ada target atau program 100 hari setelah dilantik buat kami (Agustin-Iswar-red). Kami siap, banjir misalnya memang menjadi persoalan di Semarang,” kata Iswar beberapa waktu lalu.

“Saya kira persoalan banjir tidak hanya hilir saja tapi kita juga memikirkan di daerah hulu. Masyarakat sebanyak 1,6 juta harus kembali lagi menanam pohon, pembangunan dibatasi,” tandasnya.

Program dan pelayanan yang selama ini telah berjalan dengan baik dan berdampak besar bagi kesejahteraan masyarakat akan diteruskan dan ditingkatkan, seperti sekolah gratis, penanganan banjir, kesehatan dan lainnya.

“Kita tinggal meneruskan saja yang sudah dijalankan oleh Bu Ita dan Mas Hendi. Yang baru nanti berkaitan dengan bantuan dana Rp 25 juta ke RT,” tambahnya.

Program pemberian dana Rp 25 juta untuk masing-masing RT di Kota Semarang akan tetap diupayakan di tengah isu pemangkasan anggaran, dengan turunnya turunnya Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025.

“Karena efisiensi yang diharapkan Pak Prabowo adalah kesejahteraan masyarakat yang paling bawah. Kami susun visi-misi tidak terlepas dari RPJPD dan RPJMD. Saya jamin tidak terdampak,” jelasnya.

Selain itu, efisiensi anggaran tidak akan berpengaruh terhadap anggaran kesehatan dan pendidikan. Dia kembali menekankan, efisiensi ini dalam rangka memetakan kembali anggaran-anggaran yang dinilai penting dan perlu serta mengurangi hal-hal yang kurang perlu.

“Yang perlu dipikirkan adalah dampaknya (efisiensi), sehingga perlu detailkan lagi, dan mencari solusinya nanti seperti apa,” pungkasnya.

Hery Priyono