blank
Dukung ketahanan pangan, Lapas Semarang optimalkan SAE untuk WBP, budidayakan maggot. Foto: Humas

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Semarang mulai mengembangkan budidaya maggot, jangkrik, dan bekicot sebagai alternatif pakan ternak.

Program ini dilaksanakan sebagai bagian dari upaya mendukung akselerasi program Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan (Menimipas), Agus Andrianto, dalam mewujudkan ketahanan pangan di Lapas dan Rutan seluruh Indonesia.

Sebanyak 20 gram maggot dan beberapa bekicot mulai dibudidayakan di lingkungan Lapas dengan melibatkan sekitar 23 warga binaan pemasyarakatan (WBP). Kegiatan ini juga menggandeng beberapa pihak eksternal, salah satunya Dinas Pertanian Kota Semarang, untuk memastikan program berjalan dengan baik dan sesuai standar.

Kepala Lapas (Kalapas) Kelas I Semarang, Mardi Santoso menegaskan, pihaknya berkomitmen untuk mengoptimalkan lahan yang tersedia di dalam Lapas sebagai Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE) bagi warga binaan. “Kami akan memanfaatkan lahan yang ada dengan maksimal, termasuk membangun greenhouse untuk budidaya tanaman aren. Saat ini, tanaman aren masih dalam tahap penumbuhan kecambah yang membutuhkan waktu sekitar 35 hari sebelum siap ditanam,” ujar Mardi, Kamis (13/2/2025).

Menurutnya, area SAE juga akan digunakan untuk penanaman lainnya sebagai bagian dari program pembinaan dan rehabilitasi warga binaan. Dengan dilibatkannya WBP dalam kegiatan pertanian, para warga binaan diharapkan memperoleh keterampilan baru yang berguna setelah mereka kembali ke masyarakat.

Melalui program ini, Lapas Kelas I Semarang berharap dapat menciptakan lingkungan yang lebih produktif, serta memberikan peluang bagi warga binaan untuk belajar dan bekerja dalam sektor pertanian.

“Kami ingin memastikan bahwa warga binaan tidak hanya menjalani masa pidana mereka, tetapi juga mendapatkan bekal keterampilan yang bisa mereka manfaatkan setelah bebas nanti,” tandas Mardi.

Ning S