Oleh Lanny Ilyas Wijayanti
MENTERI Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti menggagaS Program Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, yang bertujuan untuk menanamkan kebiasaan baik dan positif pada anak-anak sejak kecil.
Sangat mungkin bahwa kebiasaan sehari-hari, seperti bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan sehat, gemar belajar, bersosialisasi, dan istirahat cukup akan membantu membentuk karakter anak yang disiplin, mandiri.
Program ini tidak hanya berfokus pada pembiasaan perilaku positif, tetapi juga pada peningkatan kualitas pendidikan melalui pendekatan berbasis karakter. Melalui penguatan nilai-nilai positif dalam kehidupan sehari-hari, anak-anak tidak hanya mendapatkan manfaat akademik tetapi juga mengembangkan keterampilan sosial dan kepemimpinan yang akan membantu mereka di masa depan.
Selain itu, program Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat membantu meningkatkan lingkungan belajar siswa yang lebih kondusif. Program ini mendorong siswa untuk belajar tentang pentingnya memiliki disiplin, menjaga pola hidup sehat, dan berempati dengan sesama.
Dalam praktiknya, teori behavioristik berfungsi sebagai dasar dalam pembentukan kebiasaan ini, di mana pembiasaan dan penguatan positif sangat penting untuk memastikan bahwa anak-anak terus melakukan perilaku baik.
Teori behavioristik, yang di kembangkan oleh B.F. Skinner dan Ivan Pavlov, menekankan pembiasaan dan penguatan (reinforcement) untuk menghasilkan kebiasaan. Skinner mengatakan bahwa perilaku yang diperkuat dengan penghargaan atau konsekuensi positif lebih cenderung akan terus diulangi.
Dalam konteks pendidikan, penerapan tujuh kebiasaan ini dapat didukung melalui sistem penghargaan bagi siswa yang konsisten menjalankannya, seperti pemberian apresiasi atau pengakuan dari guru dan orang tua.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang menerapkan gaya hidup yang sehat dan menjaga keseimbangan antara kesehatan fisik dan mental cenderung mengalami peningkatan daya ingat dan memiliki kemampuan konsentrasi yang baik.
Jika anak-anak dibiasakan untuk bangun pagi untuk belajar dan beribadah, aka dalam jangka panjang hal ini akan menjadi kebiasaan otomatis yang mendukung disiplin dan ketekunan mereka. Hal ini sesuai dengan gagasan Pavlov tentang pembentukan refleks sebagai hasil dari stimulus berulang.
Selain itu kebiasaan itu dapat meningkatkan soft skills seperti kreativitas, kepemimpinan dan kemampuan berkomunikasi. Ini akan menjadi modal penting dalam membangun sumber daya manusia yang inovatif dan kompetitif dalam upaya mencapai Visi Indonesia Emas 2045.
Program Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat harus terus didukung dan direalisasikan di seluruh wilayah Indonesia karena banyak manfaatnya. Sekolah, orang tua, dan pemerintah harus bekerja sama untuk memastikan hal-hal baik ini tertanam dalam kehidupan anak-anak sejak dini.
Menteri Abdul Mu’ti menjelaskan bahwa kebiasaan ini dapat diterapkan kepada siswa melalui berbagai aktivitas yang dapat dipantau oleh guru dan orang tua. Seperti, sekolah akan menyediakan buku jurnal yang digunakan untuk mencatat kegiatan harian siswa, seperti jam bangun tidur dan ibadah yang dilakukan, dalam bentuk checklist.
Anak-anak dan orang tua bertanggung jawab mencatat aktivitas anak di rumah, sementara guru di sekolah akan memeriksa jurnal tersebut dan memberikan komentar sebagai bentuk evaluasi.
Tak Pengaruhi Nilai Akademik
Menteri Abdul Mu’ti menegaskan bahwa program ini tidak akan memengaruhi penilaian akademik siswa. Ia juga berharap inisiatif ini dapat memperkuat kerja sama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat dalam membangun karakter anak
Meskipun tidak secara langsung memengaruhi penilaian akademik siswa. Namun, pendidikan karakter yang menjadi fokus utama diharapkan dapat membentuk kebiasaan positif, seperti disiplin, tanggung jawab, dan kemandirian, yang pada akhirnya akan mendukung prestasi akademik mereka di sekolah.
Dengan adanya sinergi antara sekolah, keluarga, dan masyarakat, program ini dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih kondusif bagi perkembangan siswa secara menyeluruh
Dengan demikian, generasi masa depan Indonesia akan tumbuh menjadi orang yang tidak hanya pintar, tetapi juga memiliki karakter yang kuat, dan siap bersain dan beradaptasi dengan berbagai tantangan tingkat global.
Lanny Ilyas Wijayanti Anggota Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN)