
Walang, belalang, semua orang sangat menegnalnya, termasuk pasti mengenal bila diaebut-sebut walang sangit, atau walang godhong. Masih ada banyak jenis walang lainnya; dan untuk menyebut semua jenis walang itu, ada ungkapan dalam Bahasa Jawa, yaitu walang antaga.
Walang antaga, adalah ungkapan khas untuk mengatakan sakehing kewan gegremetan lan rumangkang sing ana ing bumi. Semua hewan melata maupun yang berkeriapan di bumi ini, semuanya itu disebut dalam satu ungkapan walang antaga, dan inilah serangga sebagaimana kepala BGN menyebutnya.
Binatang belalang, walang pada umumnya dianggap sebagai hama yang suka menyerang tanaman.baik menyerang daunnya (makan misalnya) atau buahnya. Sebut walang sangit sebagai contoh. Salah satu jenis walang antaga ini dipandang sebagai hama padi, menyerang bulir-bulir padi.
Baca juga Pager Pring, Bethek
Mengapa disebut walang sangit, karena baunya memang sangit. Oleh karena itu, meskipun termasuk serangga sebagaimana disebut-sebut oleh pimpinan BGN, tetapi pasti walang sangit ini tidak enak untuk lauk. Siapa mau lauknya berbau sangit?
Tetapi, walang godhong, berwarna hijau seperti daun (godhong), wahhhhh enak banget bila digoreng. Jika walang godhong itu sempat membuat kepompong di daun pisang; nah……. enthunge, yaitu kepompong itu juga enak, gurih.
Populasi
Jika benar kelak beberapa walang akan dijadikan salah satu lauk dalam program MBG, pertanyaan sederhana yang muncul, ialah apakah populasi walang-walang itu, termasuk walang jati, cukup jika dikonsumsi terus oleh anak-anak sekolah. Barangkalai, jika walang-walang itu dijadikan lauk dan disajikan satu kali dalam setiap minggu, mungkin cukup tersedia. Jangan setiap hari.
Di samping walang, ada juga enthung nan gurih lezat. Enthung ini dapat ditemui di tanaman jati; tetapi juga dapat diperoleh dari pohon turi. Di bagian batang pohon turi, terutama di bagian yang berada di atas permukaan tanah, enthung turi dapat diperoleh. Caranya, bagian bawah batang turi dicabik-cabik memakai parang. Di situlah enthung turi bersemayam, lebih-lebih jika bagian bawah batang turi itu mlenthung-mlenthung.
Tepuk ame-ame, belalang juga enthung; siang makan MBG, kalau malam belajar.
JC Tukiman Taruna, Pengajar Pengembangan Masyarakat di Pascasarjana UNS Surakarta dan SCU Semarang