KOTA MUNGKID (SUARABARU.ID) – Sekitar 300 pedagang asongan Candi Borobudur berencana menggelar aksi berjualan di zona 2 kompleks Candi Borobudur, hari ini (Rabu, 29/1/25). Aksi di tempat terlarang tersebut akan dilakukan karena mereka belum mendapat lapak di Museum dan Kampung Seni Borobudur (KSB).
Ketua paguyuban Sentra Kerajinan Makanan dan Batik (SKMB), Yulianto, menjelaskan, jumlah anggotanya sebanyak 767 orang. Yang belum mendapat tempat berdagang di KSB 330 orang. “Kios yang tersedia di KSB sebanyak 1.942 buah, sementara jumlah pedagangnya 1.943 orang,” katanya.
Terkait rencana pedagang menggelar aksi di zona 2, hari ini dilakukan pertemuan dengan pihak Taman Wisata Borobudur (TWB) di salah satu ruang KSB. Akhirnya muncul kesepakatan, pedagang akan diberi tempat.
Sehubungan dengan itu Yulianto menyambut baik. “Alhamdulillah SKMB bisa masuk KSB dengan merdeka, tidak di bawah koperasi yang lain,” katanya.
Mereka akan ditempatkan di satu blok, tidak terpisah-pisah. Direncanakan besok pagi langsung penempatan. “Kalau hanya janji, hal itu sudah biasa. Sudah delapan bulan hanya dijanjikan,” katanya.
Seandainya terjadi seperti itu, dia akan prosedural. Selama ini sudah mengadu ke beberapa lembaga negara. “Kalau sekedar janji, kami tagih janjinya,” tegasnya.
![blank](https://suarabaru.id/wp-content/plugins/wp-fastest-cache-premium/pro/images/blank.gif)
Sementara itu Direkrur Taman Wisata Borobudur (TWB), Mardijono Nugroho, ketika ditemui hari ini mengatakan, di kawasan Borobudur itu akan dilakukan yang konkret. Pedagang bisa memanfaatkan fasilitas yang ada. “Semoga menjadi kebersamaan untuk kawasan Borobudur,” harapnya.
Disebutkan, TWB dibentuk untuk memfasilitasi kawasan zona 1, 2, 3, 4 dan 5. “Tugas kami memberdayakan zona 3, 4 dan 5. Salah satunya Museum dan Kampung Seni Borobudur,” jelasnya.
Selebihnya dikatakan, karena pedagang membutuhkan tempat, akan difasilitasi. “Siapa pun selama itu memberikan manfaat untuk kawasan, kami berikan fasilitas,” tandasnya.
Terkait penempatan pedagang, akan dilihat konkretnya berapa orang. “Apakah 339, apakah 80, atau berapa, yang penting mereka orang yang membutuhkan,” imbuhnya.
Ditegaskan, tidak boleh ada satu orang punya beberapa lapak. Terkait hal itu besok pagi mereka akan diajak melihat lokasinya di mana dan melihat situasinya. Karena mereka perlu adaptasi juga.
Berkat kesepakatan seperti itu, rencana aksi pedagang berjualan di zona 2 bersama masyarakat yang terdampak, tak jadi dilakukan.
Eko Priyono