Proses pembersihan dilakukan dengan menggunakan lap untuk membersihkan patung, mencuci rak, hingga menyapu halaman hingga ruangan sembahyang.
Bahkan, biasanya malam sebelum Dewa Dapur naik ke langit, ada yang megoles madu ke bibir Dewa Dapur dimaksud agar ia melaporkan kejadian yang manis-manis saja kepada Tuhan.
Selain itu, sisa dupa sisa sembahyang tidak bisa sembarangan dibuang. Hanya disaring, dibersihkan kemudian dikembalikan ke tempat semula.
”Kami percaya jika sisa hio ini sakral. Lantaran banyak permohonan dari jemaat. Membawa doa positif mereka. Maka abu ini selalu disimpan,” jelasnya.
Yang lain, para penjjaga klenteng juga masih akan rutin mengganti menu persembahan jelang Imlek. Biasanya pergantian persembahan dilakukan sebulan dua kali. Namun, jelang Imlek hampir setiap hari diganti.
Imlek tahun ini jatuh pada shio ular kayu. Harapannya dengan shio ular kayu ini, Budi Wiguna menjelaskan kehidupan lebih damai dan sejahtera.
“Terlebih ular melambangkan kecerdikan dan kesabaran,” imbuhnya.
Tya Wiedya