Dirinya menjelaskan, pembangunan kolam retensi di Plamongan Hijau menyediakan kapasitas penyimpanan air sebesar 500.000 meter kubik untuk meredam limpasan hujan.
Selain itu, optimalisasi sistem pompa air dengan penambahan unit pompa dengan kapasitas total 2.500 liter per detik di titik rawan banjir seperti Semarang Utara dan Timur.
Lalu masih ada pembangunan Bendung Kanal Banjir Barat yang diharapkan dapat meningkatkan kapasitas saluran air hingga 30% dan mengurangi genangan di kawasan strategis.
Sedangkan untuk rehabilitasi drainase perkotaan, sistem drainase modern dirancang dengan anggaran Rp1,8 triliun untuk memastikan aliran air yang lebih efisien.
“Pengendalian banjir tidak hanya bertujuan untuk mengurangi kerugian materiil tetapi juga mendukung produktivitas kota,” kata Budi.
Berdasarkan data dari Dinas Pekerjaan Umum menunjukkan bahwa banjir pada 2024 menyebabkan kerugian ekonomi sebesar Rp 850 miliar, termasuk kerusakan infrastruktur, hilangnya produktivitas kerja, dan penurunan kualitas hidup masyarakat.
“Proyek ini akan meminimalkan dampak banjir hingga 70% dan mempercepat pemulihan aktivitas ekonomi masyarakat,” kata Asisten Ekonomi dan Pembangunan Kota Semarang, Hernowo Budi Luhur.
Proyek pengendalian banjir Semarang melibatkan dukungan berbagai pihak, termasuk Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), sektor swasta, serta partisipasi aktif masyarakat.
Sementara itu, Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, saat diwawancarai terpisah menekankan pentingnya kolaborasi ini. “Semarang adalah rumah kita bersama. Upaya pengendalian banjir membutuhkan kerja sama yang kuat, dari pemerintah hingga warga, untuk memastikan keberlanjutan pembangunan,” katanya.
Menurutnya langkah pengendalian banjir ini menjadi bagian integral dari strategi besar Semarang 2025. Dengan pendekatan yang holistik, Pemkot Semarang optimis dapat menciptakan kota yang lebih aman, nyaman, dan kompetitif.
“Visi kami adalah menjadikan Semarang sebagai kota yang tidak hanya maju secara ekonomi tetapi juga tangguh menghadapi perubahan iklim. Dengan strategi ini, kami optimis Semarang akan menjadi pelopor pembangunan berkelanjutan di Indonesia,” pungkasnya.
Hery Priyono