Penyakit akibat virus HMPV ini bisa menyerang kelompok rentan di antaranya anak-anak usia di bawah lima tahun, orang dewasa berusia lanjut, penderita penyakit kronis (asma, diabetes, penyakit jantung), penderita sistem imun lemah (HIV/AIDS, kanker).

blank
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinkes Grobogan dr Djatmiko MAP. Foto: Dok SB

Dokter Djatmiko juga menjelaskan penularan penyakit ini biasa terjadi melalui droplet (batuk dan bersin),  kontak langsung dengan penderita dan permukaan yang terkontaminasi.

Sementara untuk gejala klinis terjadi seperti demam tinggi dengan suhu 38-40 derajat celcius, batuk kering dan berkepanjangan, pilek dan hidung tersumbat, sakit tenggorokan, sesak nafas, mual dan muntah serta diare.

Kemudian untuk pengobatan  bisa dilakukan dengan  istirahat, minum banyak cairan, obat batuk dan demam, oksigenasi, dan antibiotik.

“Konsumsi antibiotik jika terjadi infeksi bakteri sekunder. Kemudian, perawatan di rumah sakit jika gejala parah, ” ungkap dr Djatmiko.

Pencegahan bisa dilakukan sedini mungkin untuk mencegah masuknya rantai virus HMPV ini diantaranya mencuci tangan, menggunakan masker, menghindari kerumunan dan vaksinasi.

“Untuk sekarang ini belum ada vaksin khusus HMPV. Dalam kasus tertentu bisa menggunakan obat antiviral. Jadi, imbauan kami agar mencegah sejak dini agar tercegah dari virus HMPV tersebut, ” tutup dr Djatmiko.
Tya Wiedya