Oleh : Hadi Priyanto
Alun-alun Jepara kini tampil dengan wajah lain, lebih eksotis karena memiliki daya tarik yang khas. Karena itu walaupun baru akan diresmikan oleh Pj Bupati Jepara Edy Supriyanta pada tanggal 22 Desember 2024 alun-alun yang menjadi saksi sejarah perkembangan kota Jepara ini telah ramai dikunjungi warga.
Bahkan banyak yang mengabadikan kunjungan mereka. Sebab dari penuangan konsep desain sejarah dan budaya ini membuat alun-alun Jepara dapat dikategorikan Instagramable. Tempat menarik untuk foto dan kemudian diunggah di Instagram, bukan hanya warga Jepara tetapi juga wisatawan yang berkunjung ke Jepara
Desain Alun-alun Jepara 1 yang dibiayai dengan dana Bantuan Provinsi Jawa Tengah sebesar Rp. 4 milyar ini Nampak kental menggunakan tema budaya dan sejarah Kabupaten Jepara. Bukan hanya itu, juga menggambarkan potensi yang dimiliki Jepara.
Lantai pejalan kaki yang semula hanya 4 meter, kini dilebarkan menjadi 8 meter sehingga dapat memberikan cukup ruang bagi pejalan kaki untuk beraktivitas. Bukan hanya itu, pola lantai yang digunakan merupakan motif tenun ikat Troso dan juga terdapat pola ukir Motif Jepara.
Pada sekeliling area pejalan kaki juga terdapat lampu hias dengan menggunakan ornamen ukir Jepara. Pada masing-masing sisi taman terdapat area yang dapat digunakan sebagai area refleksi pejalan kaki. Agar terlihat asri pada sekeliling jalan ditanam pohon Tebebuya. Sedangkan pohon sawo kecik yang ada di alun-alun lama tetap dipertahankan.
Pada area alun-alun juga dilengkapi dengan fasilitas berupa toilet umum yang berada pada taman seberang jalan bagian barat alun-alun.
Pada sisi timur sebelah Selatan, tetap dipertahankan sebagai taman ringin kurung yang merupakan ciri khas pintu gerbang pendopo kabupaten Jepara. Sebenarnya pohon ringin ini ada dua. Sebab satu pohon terletak di taman yang berada di sebelah utara masjid Agung Jepara.
Untuk taman timur sisi sebelah utara terdapat taman yang bisa digunakan untuk bersantai dengan keluarga yang dilengkapi lantai dengan penutup rumput sintetis.
Juga terdapat ornamen dekoratif berupa kapal Djong atau Jung Java sebagai background taging untuk tulisan “ALUN-ALUN JEPARA 1”. Kapal ini bukan sebagai miniatur dari Djong Java, perahu Ratu Kalinyamat saat menyerang Malaka, namun lebih sebagai obyek dekoratif yang menunjukkan kota Jepara sebagai Kota Bahari.
Selain itu juga menggambarkan kekayaan budaya Jepara sebagai Kota Ukir. Gambaran itu dituangkan pada layar kapal dengan ornamen ukiran motif Jepara.
Potensi lain yang ingin digambarkan pada ornamen dekoratif berupa kapal Djong Java atau Jung Java adalah terumbu karang yanag menjadim kekuatan utama Karimunjawa.
Pada sisi barat sebelah selatan disediakan open stage yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk berekspresi seperti bermain musik, berpuisi, seni tradisi, ataupun penampilan seni lainnya. Walaupun open stage kini diberi nama Strett Music.
Panggung hiburan itu terdapat latar belakang berbentuk tatah / alat ukir dekoratif yang digunakan oleh pengukir Jepara. Sedangkan pada sisi utara yang bersebrangan dengan Museum Kartini terdapat area fitness outdor yang dapat digunakan oleh Masyarakat.
Kini masyarakat Jepara memiliki kebanggaan baru, Alun-alun Jepara yang eksotis karena memiliki daya tarik dan istimewa. Tak banyak kabupaten di pesisir pulau Jawa yang memiliki alun-alun se indah Jepara. Tentu menjadi kewajiban warga untuk menjaga, merawat dan menikmatinya dengan perasaan cinta.
Penulis adalah pegiat budaya Jepara