blank
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (Menko AHY) bersama Menteri Transmigrasi M Iftitah, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sumarno, mengantar masyarakat yang berangkat transmigrasi, dari halaman Kantor Gubernur Jawa Tengah, Kota Semarang, Kamis 5 Desember 2024. (Foto: Diaz Abidin)

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (Menko AHY) bersama Menteri Transmigrasi M Iftitah, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sumarno, mengantar masyarakat asal Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur untuk mengikuti program transmigrasi.

Secara serentak, kegiatan mengantar langsung masyarakat transmigrasi dilakukan langsung dari halaman Kantor Gubernur Jawa Tengah, Kota Semarang, dan secara virtual di Surabaya, Kamis 5 Desember 2024.

Sebanyak 52 keluarga dari tiga wilayah tersebut akan segera menjalani program pemerataan penduduk itu ke sejumlah wilayah di Indonesia, termasuk Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.

Masyarakat trasmigrasi di antaranya terdiri dari 16 keluarga atau 58 jiwa dari Jawa Tengah, 16 keluaga atau 65 jiwa dari Jawa Timur, dan 20 keluarga atau 77 jiwa dari Daerah Istimewa Yogyakarta.

Menko AHY menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh pihak yang telah mempersiapkan program transmigrasi ini, termasuk pemerintah daerah dari Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur.

“Program transmigrasi ini bukan hanya soal memindahkan masyarakat ke lokasi baru, melainkan juga membuka peluang bagi mereka untuk meraih kesejahteraan yang lebih baik,” ujar dia politisi Partai Demokrat itu.

Dalam proses transmigrasi, AHY menekankan pentingnya memastikan dukungan infrastruktur dasar di lokasi tujuan transmigrasi.

Pemerintah telah mempersiapkan fasilitas seperti jalan, irigasi, listrik, air bersih, sanitasi, hingga perumahan layak huni.

Selain itu, Kementerian ATR/BPN turut memastikan bahwa lahan yang digunakan memiliki status hukum yang jelas dan sesuai peruntukan, baik untuk perumahan maupun lahan produksi seperti pertanian dan perkebunan.

Menko AHY juga memberikan apresiasi kepada para transmigran atas keberanian mereka dalam membuka lembaran baru. Pemerintah berkomitmen untuk mendampingi dan memastikan bahwa para transmigran dapat memulai kehidupan yang lebih baik di lokasi tujuan.

“Kami berharap program ini tidak hanya memberikan peluang, tetapi juga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara konkret. Dengan dukungan penuh dari pemerintah, kami yakin para transmigran dapat menjadi teladan dan pionir pembangunan di daerah baru,” tutup Menko AHY.

Menteri Transmigrasi M Iftitah menambahkan, masyarakat transmigrasi akan mendapatkan lahan ideal setidaknya dua hektar, dengan status menjadi hak milik.

Secara total, kata dia, transmigran pada tahun 2024 terdapat 121 KK dan tambahan 10 KK dari daerah Konawe, sehingga yang terdaftar pada program ini di tahun 2024 sebanyak 131 KK.

“Untuk target tahun depan kami masih menunggu penganggaran dari Kementeria Keuangan untuk menyesuaikannya,” kata dia.

Transmigrasi Tematik

Sekda Jateng, Sumarno, menambahkan, program transmigrasi selama ini mendominasi pada sektor pertanian dan perkebunan. Dengan wilayah Indonesia yang luas dan berpenduduk lebih dari 284 juta jiwa, diharapkan kedepan ada program transmigrasi tematik.

“Saya mengusulkan, Indonesia sebagai swasembada pangan, maka tidak hanya pangan terkait pertanian saja, tetapi pangan secara luas, termasuk peternakan,” katanya.

Program transmigrasi tematik, lanjut Sumarno, akan membantu pemenuhan kebutuhan dari berbagai sektor. Salah satu contohnya sektor peternakan sapi guna memenuhi kebutuhan daging nasional.

Menurutnya, kapasitas peternak dari Jateng sudah bagus, tetapi untuk pengembangan peternakan membutuhkan lahan yang tidak sedikit. Dengan adanya transmigrasi sektor peternakan, maka dapat meningkatkan produktivitas untuk pemenuhan kebutuhan daging nasional.

Menteri Transmigrasi, Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara mengatakan, pihaknya mendukung usulan Sekda Jateng terkait penyelenggaraan program transmigrasi tematik. Yaitu transmigrasi yang dikelola, diberangkatkan, dan dijalankan sesuai dengan potensi kawasan setempat.

Salah satunya transmigrasi maritim. Pada program transmigrasi tematik sektor maritim, pihaknya hanya memberikan rumah kepada peserta transmigran. Kemudian Kementerian Transmigrasi memggandeng dunia usaha dan stakeholder terkait.

“Misal ada bantuan kapal dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, kemudian digunakan peserta transmigran melaut, lalu mereka mengolah hasil tangkapan. Ujungnya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi kita,” katanya.

Menurutnya, adanya fasilitas yang memadai dari pemerintah, diharapkan para transmigran maritim dapat mengeksplorasi hasil laut. Baik komoditas perikanan, rumput laut, dan lainnya.

Diaz Abidin