PURWOKERTO (SUARABARU.ID) – Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah (BBPJT) menyelenggarakan Kemah Sastra Penulisan Cerpen Berbahasa Jawa Dialek Banyumas di D’Garden Hall & Resto Purwokerto pada Jumat-Minggu (29 November-1 Desember 2024).
Peserta terdiri atas siswa SD dan SMP yang memenangi lomba menulis cerita cekak (cerkak) dalam Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) tingkat Kabupaten Banyumas.
Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, Dr. Syarifuddin, M.Hum., mengatakan, kegiatan Kemah Sastra Penulisan Cerpen Berbahasa Jawa Dialek Banyumas ini merupakan bagian dari rangkaian program revitalisasi bahasa daerah di Jawa Tengah.
Melalui kegiatan ini diharapkan siswa SD dan SMP di Banyumas mendapatkan keterampilan menulis dari para narasumber yang pakar di bidangnya.
“Menulis dan membaca ini merupakan bagian dari empat keterampilan yang harus dikuasai siswa, selain berbicara dan menyimak,” ungkap Syarifuddin.
Syarifuddin menjelaskan, dalam kegiatan tersebut terdapat dua program sekaligus yang dijalankan, yaitu program literasi dan perlindungan atau pelestarian bahasa daerah. Program literasi akan menumbuhkan minat baca siswa agar mereka dekat dengan membaca.
“Membaca ini adalah dasar untuk menulis. Nah, kegiatan tersebut diharapkan menumbuhkan kebiasaan adik-adik siswa SD dan SMP ini memiliki kemampuan menulis yang baik,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas yang diwakili Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas, Sarno menyampaikan, para siswa SD dan SMP di Kabupaten Banyumas mendapatkan kesempatan yang luar biasa karena mereka diajari menulis yang baik.
“Ini merupakan kesempatan yang luar biasa, tetapi juga tantangan. Mengapa tantangan? Karena anak-anak sekarang ini sudah jarang menggunakan bahasa daerah, dalam hal ini bahasa Jawa Banyumasan. Anak-anak dituntut dapat menulis dengan bahasa Jawa Banyumasan, padahal mereka sudah mulai jarang menggunakan bahasa tersebut,” jelas Sarno.
Sarno menerangkan, bahasa Jawa Banyumasan ini biasa disebut bahasa Ngapak atau bahasa Panginyongan. Bahasa Ngapak atau Panginyongan ini digunakan di wilayah Barlingmascakeb sebagai singkatan dari Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap, dan Kebumen.
“Ada ungkapan ora ngapak ora kepenak. Ciri khas bahasa Panginyongan ini adalah kata yang berakhiran huruf k diucapkan secara penuh. Misalnya, kata numpak dhokar, kathok suwek, dan lain-lain,” terangnya.
Sementara narasumber dalam kegiatan Kemah Sastra ini adalah Susanto, Trisnatun, Suprapti, Siti Rofikoh, Riyadi, dan Akhmad Mubarok. Kelas penulisan cerkak ini dibagi dua kelas, yaitu kelas sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP).
Ning S