blank
Pelanggan memindai kode QR atau barcode QRIS, di Angkringan Nafisa, Kota Semarang, Senin 25 November 2024. (Foto: Diaz Abidin)

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Ina (31) salah satu pekerja swasta di Kota Semarang kerap jajan ‘Sego Kucing’ di warung makan angkringan.

Sego kucing merupakan sebutan jajanan nasi bungkus berukuran kecil yang dijual di warung makan berkonsep angkringan, di Kota Semarang khususnya.

Sego kucing angkringan umumnya dijajakan pada malam hari di jantung, dan sudut-sudut Kota Semarang.

Ternyata tak hanya dijajakan malam hari, ada juga pedagang yang menjajakan sego kucing angkringan pada siang hari.

Salah satunya Angkringan Nafisa yang terletak di area belakang luar kompleks Kantor Gubernur Jawa Tengah, Kota Semarang.

Ina kerap makan siang dengan menu nasi bungkus sego kucing di Angkringan Nafisa.

Selain dirinya, banyak kalangan dari aparatur sipil negara (ASN), dan pegawai swasta lain yang kerap jajan di sana.

“Ke Angkringan ini, salah satu alternatif untuk makan siang. Ya bisa, sambil nongkrong lesehan bareng teman-teman,” kata dia Senin 25 November 2024.

Sejak jaman sekolah, kata dia, jajan di angkringan sudah seperti menjadi budaya kuliner di Kota Semarang.

Hal tersebut masih terus dilakukan hingga 14 tahun bergelut di dunia kerja.

“Ada kenangannya sendiri kalau jajan di angkringan,” ucapnya.

Transaksi Digital QRIS

Seiring perkembangan jaman, metode pembayaran saat ini sudah lebih canggih dengan menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS), yang dikenalkan Bank Indonesia (BI).

Sistem pembayaran dengan sistem scan kode QR atau barcode, disebut mempermudah gaya hidup yang lebih praktis karena tidak menggunakan uang tunai.

Ina bilang, di Angkringan Nafisa sudah menerapkan sistem pembayaran QRIS sejak 2023.

“Saya mulai pakai QRIS untuk transaksi. Situasional kadang pakai uang tunai kalau pas ada, juga pakai QRIS. Fleksibel saja sih,” kata dia.

Tren 

Pada 2023, Bank Indonesia (BI) mencatat ada 2,1 juta warga di Jawa Tengah sudah menerapkan penggunaan QRIS untuk aktivitas transaksi digital.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah Rahmat Dwisaputra, mengatakan, dari angka pengguna itu menghasilkan perputarannya sekitar Rp 1 triliun .

“Jumlahnya (pengguna QRIS) di Jawa Tengah juga terus meningkat,” kata dia.

Bank Indonesia Jawa Tengah juga terus melebarkan budaya digital penggunaan QRIS pada banyak sektor.

Ada sektor perdagangan, layanan/jasa, pariwisata, transportasi, pekerja industri, dan lainnya.

Sosialisasi mengenai penggunaan QRIS juga menyasar banyak elemen berkolaborasi salah satunya dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng).

Diaz Abidin