WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Menurut hitungan Pranata Mangsa, kini telah memasuki Mangsa Kanem. Siklusnya berlangsung 43 hari, terhitung mulai Tanggal 10 Nopember yang lalu, sampai dengan 22 Desember 2024 mendatang.
Budayawan Jawa penerima anugerah Bintang Budaya Kanjeng Raden Arya (KRA) Drs Pranoto Adiningrat MM yang Abdi Dalem Keraton Surakarta, menyatakan, Mangsa Kanem memiliki candra (sebutan) Gethong Pecah. Hujan-hujan deras mulai turun, laksana air yang tercurah dari gethong pecah (gerabah penyimpanan air yang pecah). Itu sebagaimana disebutkan dalam Kitab Primbon Betal Jemur Adam Makna (Kanjeng Pangeran Harya Tjakraningrat), yang dihimpun oleh R Soemodidjojo dan dikeluarkan Ny Siti Woerjan Soemadiyah Noeradyo (Penerbit Soemodidjojo Mahadewa).
Sementara itu, dalam Buku Horoskop Jawa Misteri Pranata Mangsa, karya Ki Hudoyo Doyodipuro Occ (Dahara Pirze), Mangsa Kanem dalam naungan Batara Guru (Rajanya Dewa), memiliki Candra (sebutan) Rasa Mulya Kasuciyan. Artinya, mendapatkan rasa bahagia karena perbuatan baik. Mangsa Kanem adalah musim penghujan yang sesekali muncul petir. Dampaknya, memunculkan bencana banjir dan tanah longsor.
Badan Metereologi Klimatologi Geofisika (BMKG), menyebutkan, terjadi El Nino-Southern Oscillation (ENSO) dan ada potensi terjadinya fenomena La Nina pada akhir Tahun 2024. Secara umum, La Nina cenderung menyebabkan kondisi iklim yang lebih basah di Indonesia.
Awal musim hujan di Indonesia bervariasi, dimulai dari wilayah barat Sumatera. Yakni memasuki musim hujan lebih awal pada Bulan Agustus 2024. Kemudian secara bertahap, menyebar ke wilayah timur hingga Desember 2024. Sebagian besar wilayah Indonesia, akan mengalami awal musim hujan pada periode Bulan Oktober hingga November 2024.
Awal musim penghujan, akan ditandai kemunculan bencana hujan angin, puting beliung atau warga pedesaan menyebutkan cleret tahun. Yakni angin pusar yang mendadak muncul saat turun hujan deras. Yang dampaknya, mampu menumbangkan pepohonan dan memporakrandakan rumah-rumah hunian warga.
Waspada
Berkaitan dengan musim penghujan, masyarakat diminta waspada terhadap ancaman bencana hidrometeorologi. Permintaan ini, disampaikan oleh Juru Bicara Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Nyamik Saptati, saat menyampaikan sikap akhir fraksinya di rapat paripurna DPRD membahas Raperda APBD 2025.
Menyikapi fenomena awal musim penghujan ini, hendaknya menjadi perhatian tersendiri bagi Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai penyelenggara Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2024. Yang hari H pencoblosan suara, akan digelar Rabu (27/11/24).
Kendala cuaca karena hujan, bijaksana ikut diperhitungkan dalam penyelanggaraan Pilkada. Paling tidak, bagi Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) pandai-pandai menempatkan lokasi Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang aman bila sewaktu-waktu turun hujan.
Bencana hidrometereologi telah terjadi di Kabupaten Wonogiri. Sebagaimana diberitakan (suarabaru.id 17/11/24), bencana puting beliung melanda di wilayah Kecamatan Eromoko, Kabupaten Wonogiri, merusak setidak-tidaknya 12 rumah warga.
Kemudian bencana banjir dna tanah longsor, terjadi di wilayah Kecamatan Kismantoro, Kabupaten Wonogiri (suarabaru,id 21/11/24). Berdampak pada setidak-tidaknya 34 rumah warga, dan menyebabkan ambrolnya talud penguat tebing jalan di ruas Mijil-Ploso, Kelurahan Kismantoro, Kabupaten Wonogiri.(Bambang Pur)