blank
Talkshow Kuliah Praktisi yang diselenggarakan UKSW bekerja sama dengan BI, OJK, dan BNI. Foto: UKSW

SALATIGA (SUARABARU.ID) – “Generasi Cerdas Finansial, Aman, dan Nyaman Bertransaksi Digital” diangkat menjadi tema kegiatan Talkshow Kuliah Praktisi yang diselenggarakan Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) bekerja sama dengan Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Bank Negara Indonesia (BNI).

Kegiatan yang digelar di Balairung UKSW pada Selasa (5/11/2024) ini menghadirkan tiga pembicara yang sudah mumpuni di bidang keuangan dan finansial digital.

Ketiganya adalah Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah Rahmat Dwisaputra, Kepala OJK Provinsi Jawa Tengah Sumarjono, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah Rahmat Dwisaputra dan Direktur Network and Services BNI Ronny Venir. Dihadiri sekitar 2.000 peserta mahasiswa lintas fakultas di UKSW, acara ini dimoderatori langsung oleh Rektor UKSW, Prof. Intiyas Utami.

Rektor Intiyas menyebut, UKSW selalu menciptakan suasana belajar yang asyik dan menyenangkan. Kegiatan talkshow hari ini juga merupakan salah satu bentuk kolaborasi dari pergerakan UKSW yang didukung oleh para praktisi.

“Kegiatan ini juga menjadi salah satu wujud komitmen UKSW untuk mendukung Indonesia menjadi bangsa yang tumbuh dan berkembang,” tandas Intiyas.

Tiga Virus

Membuka sesi paparan materi, Sumarjono menyampaikan topik tentang Bijak Menggunakan Paylater dan Pinjol. Disampaikannya, ada tiga virus yang menyebabkan masalah keuangan, yaitu FOMO (fear of missing out) atau rasa takut merasa tertinggal karena tidak mengikuti aktivitas tertentu, FOPO (fear of other people’s opinions) atau rasa takut terhadap opini orang lain dan YOLO (you only live once) atau kamu hanya hidup sekali.

“Virus ini yang membuat masyarakat kadang tidak bisa membedakan mana kebutuhan dan mana keinginan, sehingga kadang terjerat pinjol,” katanya.

Sementara itu, Rahmat Dwisaputra mengajak para peserta talkshow untuk meningkatkan kewaspadaan saat melakukan transaksi digital. “Tidak hanya meningkatkan kewaspadaan saat melakukan transaksi, kita juga perlu meningkatkan pengetahuan kita tentang berbagai macam produk keuangan,” tandasnya.

Jaga Data

Sementara itu Ronny Venir mengungkap, bahwa pandemi Covid sudah mengubah perilaku transaksi digital masyarakat di mana secara proporsi, jumlah transaksi melalui outlet saat ini hanya sebesar 0,71% dibandingkan dominasi transaksi digital yang mencapai 96,60%. Data lain juga menyebutkan bahwa jumlah masyarakat yang terjebak pinjaman online (pinjol) mencapai 5%.

“Di sisi lain, di lingkungan saat ini adanya paradigma FOMO, YOLO dan FOPO ikut memicu anak muda ingin mendapatkan sesuatu serba instan sehingga terjebak investasi ilegal, pinjol dan penggunaan paylater yang tidak bijak. Karena itulah sangat penting kita menjaga data pribadi kita,” kata Ronny.

Tak hanya menyampaikan materi, ketiga pembicara juga resmi bergabung menjadi bagian dari UKSW dengan menjadi dosen praktisi yang ditandai dengan penyerahan Surat Keputusan (SK) oleh Rektor Intyas. Rektor Intiyas berharap kehadiran 3 dosen praktisi ini menambah deretan dosen praktisi di UKSW yang kian mendekatkan kampus dengan praktisi Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI).

Pada kesempatan tersebut juga diadakan launching Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) bagi mahasiswa angkatan 2025, penyerahan tabungan BNI Plus bagi 3 mahasiswa berprestasi dan juga festival UMKM dan panggung hiburan. Ciputra Sakti Mangesa, mahasiswa Fakultas Biologi angkatan 2024 asal Toraja salah satu penerima tabungan BNI Plus ini mengaku sangat bahagia karena bisa meringankan orang tua dalam hal pembiayaan kuliah.