JEPARA (SUARABARU.ID) – Suparmo atau yang lebih akrab dengan sapaan Mbah Parmo mengaku masih saja terus gelisah. Sebab seni Kentrung yang dijaganya hampir 54 tahun semakin ditinggalkan oleh masyarakat. Menurut pria berusia 79 tahun ini, kendati seni Kentrung sudah menjadi Warisan Budaya Tak Benda (WTTB) Indonesia tahun 2023, namun masih saja tidak banyak orang meliriknya. Juga dalam acara-acara resmi. Seni Kentrung semakin terpinggirkan oleh seni pertunjukkan modern.
Padahal banyak pitutur luhur dari lagu-lagu yang dinyanyikan dalam sebuah pementasan seperti kisah Syech Jondang, Johar Manik, Ahmad Muhammad, Dewi Murthosiyah, Juwarsyah, Anglingdharmo, Mursodho Mancing, dan Jalak Emas. “Semua tentang sejarah syiar Islam, pitutur luhur dan tuntunan dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Mbah Parmo sebelum pentas Konser Intim Mbah Parmo Maestro Kentrung Jepara yang di siarkan secara langsung di Radio LPP Kartini FM dengan lakon Syech Jondang. Pada pentas ini Mbah Parmo akan didampingi oleh cucunya, Arif Sunarwan.
Pentas yang digelar di halaman Radio LPP Kartini FM ini terselenggara berkat kerjasama Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek, Diskominfo, Yayasan Jungpara, Komunitas MAKMUR DJAYA Jakarta, Komunitas GINYO Lamongan serta Komunitas Among Djiwo Mantingan.
Saat pembukaan acara, Rama Taharani dari Jejaring Produser Pertunjukan Indonesia mengungkapkan, kegiatan tersebut digelar dalam rangka Pekan Kebudayaan Nasional. “Dengan bertemunya komunitas-komunitas budaya dari berbagai kota dan latar belakang yang berbeda diharapkan ada pertukaran pengalaman dan budaya hingga menemukan pintu-pintu keterbaruan,” ujarnya.
Sementara Sarjono, dari Yayasan Jungpara yang akrab disapa Mbah John menjelaskan, dalam Pekan Kebudayaan Nasional tahun 2024 ini, Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek memiliki agenda Merawat Seni Tradisi Kentrung di Jepara. “Yayasan Jungpara ditunjuk untuk menjadi fasilitator sejumlah kegiatan, diantaranya Konser Intim Maestro Kentrung,” ujarnya
Ia juga mengungkapkan, perjalanan untuk melestarikan seni Kentrung dengan menghadirkan Kentrung Ken Palman yang ingin menjaga agar seni tradisi ini tidak punah.
Sedangkan Kepala Diskominfo Kabupaten Jepara Arif Darmawan memberikan apresiasi terhadap gelaran Konser Sang Maestro. Juga anak-anak muda yang masih bersedia ambil bagian dalam upaya pelestarian budaya “Ini sebuah ikhtiar agar seni tradisi tidak di tinggalkan pewarisnya dan tetap mendapatkan tempat dihati masyarakat,” ujarnya. Pemerintah Kabupaten Jepara tentu akan memperhatikan dan memberikan dukungan, tambahnya
Agenda Lain
Sedangkan pada hari Rabu 30 Oktober 2024 pukul 19.00 Wib akan digelar acara Ngentrung Sek yang akan berlangsung di Gandrung Koffie Senenan Jepara. Dalam acara ini akan ada pentas kolaborasi kesenian kentrung dan teater antara seniman Residensi dan komunitas Ken Palman.
Juga ada pameran instalasi Bak Gundo dan pemeran zine Buku Saku Cara Bermain Kentrung. Ada sejumlah komunitas yang akan berkolaborasi yaitu Ken Palman, Kridha Budaya Sukodono, Sanggar Andakara dan Teater Lentara.
Hadepe