blank
Sang Maestro Kentrung Jepara, Mbah Parmo brsama cucunya Arif Sunarwan dalam Konser Intim Maestro Kentrung Jepara yang digelar di halaman LPPL Radio Kartini FM, 29/10-2024. Foto: Hadepe

JEPARA (SUARABARU.ID) – Suparmo atau yang lebih akrab dengan sapaan Mbah Parmo mengaku masih saja terus gelisah. Sebab seni Kentrung yang dijaganya hampir 54 tahun semakin ditinggalkan oleh masyarakat.  Menurut pria berusia 79 tahun ini,  kendati seni Kentrung sudah menjadi Warisan Budaya Tak Benda (WTTB)  Indonesia tahun 2023, namun masih saja tidak  banyak orang meliriknya. Juga dalam acara-acara resmi.  Seni Kentrung semakin terpinggirkan oleh seni pertunjukkan modern.

blank
Kepala Diskominfo Kab. Jepara Arif Darmawan, Sarjono dan Rama Taharani. Foto: Hadepe

Padahal banyak pitutur luhur dari lagu-lagu yang dinyanyikan dalam sebuah pementasan seperti kisah Syech Jondang, Johar Manik, Ahmad Muhammad, Dewi Murthosiyah, Juwarsyah, Anglingdharmo, Murblanksodho Mancing, dan Jalak Emas. “Semua tentang sejarah syiar Islam, pitutur luhur dan tuntunan dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Mbah Parmo sebelum pentas Konser Intim Mbah Parmo Maestro Kentrung Jepara yang di siarkan secara langsung di Radio LPP Kartini FM dengan lakon Syech Jondang. Pada pentas ini Mbah Parmo akan didampingi oleh cucunya, Arif Sunarwan.

blank
Mbah Parmo dan cucunya, Arif Sunarwan dalam Konser Intim Maestro Kentrung Jepara di Halaman LPPL Radio Kartini FM Selasa 29/10-2024. Foto: Hadepe

Pentas yang digelar di halaman Radio LPP Kartini FM ini terselenggara berkat kerjasama Dirjen  Kebudayaan Kemendikbudristek, Diskominfo, Yayasan Jungpara, Komunitas MAKMUR DJAYA Jakarta, Komunitas GINYO Lamongan serta  Komunitas Among Djiwo Mantingan.

blank
Mbah Parmo, Arif Sunarwan dan undangan. Foto:Hadepe

Saat pembukaan acara, Rama Taharani dari Jejaring Produser Pertunjukan Indonesia mengungkapkan,  kegiatan tersebut digelar dalam rangka Pekan Kebudayaan Nasional. “Dengan bertemunya komunitas-komunitas budaya dari berbagai kota dan latar belakang yang berbeda diharapkan ada pertukaran pengalaman dan budaya hingga menemukan pintu-pintu keterbaruan,” ujarnya.

Sementara Sarjono, dari Yayasan Jungpara yang akrab disapa Mbah John menjelaskan, dalam Pekan Kebudayaan  Nasional tahun 2024 ini, Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek memiliki agenda Merawat Seni Tradisi Kentrung di Jepara. “Yayasan Jungpara ditunjuk untuk menjadi fasilitator sejumlah kegiatan, diantaranya Konser Intim Maestro Kentrung,” ujarnya

Ia juga mengungkapkan, perjalanan untuk melestarikan seni Kentrung dengan menghadirkan Kentrung Ken Palman yang ingin menjaga agar seni tradisi ini tidak punah.

Sedangkan Kepala Diskominfo Kabupaten Jepara Arif Darmawan memberikan apresiasi terhadap gelaran Konser Sang Maestro. Juga anak-anak muda yang masih bersedia ambil bagian dalam upaya pelestarian budaya “Ini sebuah ikhtiar agar seni tradisi tidak  di  tinggalkan pewarisnya dan tetap mendapatkan tempat dihati masyarakat,” ujarnya. Pemerintah Kabupaten Jepara  tentu akan memperhatikan dan memberikan dukungan, tambahnya

blank

Agenda Lain

Sedangkan pada hari Rabu 30 Oktober 2024 pukul 19.00  Wib akan digelar acara Ngentrung Sek yang akan berlangsung di Gandrung Koffie Senenan Jepara. Dalam acara ini akan ada pentas kolaborasi kesenian kentrung dan teater antara seniman Residensi dan komunitas Ken Palman.

Juga ada pameran instalasi Bak Gundo dan pemeran zine Buku Saku Cara Bermain Kentrung. Ada sejumlah komunitas yang akan berkolaborasi yaitu Ken Palman, Kridha Budaya Sukodono, Sanggar Andakara dan Teater Lentara.

Hadepe