“Tol Semarang Demak itu juga berfungsi sebagai tanggul laut karena bisa mencegah naiknya air laut kedaratan saat pasang. Nanti Semarang bisa kayak Belanda yang daratannya berada di bawah permukaan air laut,” ujarnya beberapa waktu lalu.
Selain itu, akan dibangun juga kolam retensi atau embung baru dan pompa berkapasitas puluhan ribu meter kubik untuk mengatasi banjir dan rob.
“Pompa berkapasitas puluhan ribu meter kubik. Embung untuk menampung luapan air di catch area Sungai Tenggang,” tuturnya.
Selain soal rob dan banjir, Iswar kembali menjelaskan soal program dana RT sebesar 25 juta rupiah per tahun.
Iswar mengatakan, warga jangan khawatir anggaran sebesar itu bisa didapatkan dari mana. Karena dalam perhitungan Iswar, APBD Kota Semarang yang mencapai rata-rata 5 triliun rupiah pertahun, dirasa sangat cukup.
Apalagi, APBD Kota Semarang tahun 2024 tembus di angka 5,46 triliun rupiah. Artinya, angka tersebut tidak akan berkontraksi (terguncang) jika dimasukkan program dana RT.
“Jika 25 Juta rupiah per RT dengan jumlah 1.600 RT se Kota Semarang, maka anggaran pertahun adalah 260 miliar per tahun,” tuturnya.
Namun Iswar mengatakan, dana RT bukan untuk operasional atau honor ketua RT. Pasalnya, dana RT digunakan untuk meringankan beban iuran warga.
“Uangnya bukan untuk honor Ketua RT, tapi untuk (iuran) warga,” jelaenya.
Kemudian, beban APBD yang salah satunya untuk program dana RT, lanjut Iswar, bisa didiversifikasi atau membagi beban dengan dunia wisata dan hiburan yang akan semakin semarak.
“Kemampuan anggaran Kota Semarang akan didiversifikasi dengan menciptakan kota wisata sehingga APBD akan dibebankan tidak hanya di sektor logistik dan industri tapi juga ke pariwisata,” tutupnya.