JEPARA (SUARABARU.ID) – Kasus perundungan yang semakin marak dan tingginya perkawinan usia dini di wilayah Jepara, SMP Negeri 2 Kalinyamatan menggandeng dosen Unisnu dan DP3AP2KB (Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana) untuk memberikan edukasi kepada seluruh siswa.
Kegiatan tersebut berlangsung selama dua hari dan dibuka oleh Kepala Sekolah, Agus Nurcahyo, S.Pd.,M.Pd. Dalam sambutannya Ia menyampaikan bahwa seluruh siswa harus menjauhi tindakan perundungan, jangan sampai terjadi perundungan di sekolah. “Kalau tidak mau dibully temannya maka jangan membuli orang lain,” ujar Agus Nurcahyo.
Edukasi hari pertama dilaksanakan hari Kamis, 24 Oktober 2024 dengan narasumber motivator dari Unisnu Jepara, Dwi Erlin Effendi, M.Pd. dengan tema pencegahan aksi bullying, anti kekerasan, dan anti intoleransi. Kegiatan ini bertujuan memberikan edukasi kepada para siswa dampak perundungan di kalangan pelajar.
”Langkah positif untuk menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan berpendidikan adalah pahami konsep kekerasan, berperilaku positif, intervensi diri, ikuti program anti kekerasan, dan ajak teman berdiskusi,” ungkap Dwi Erlin dalam paparannya. Hal tersebut sebagai upaya untuk menghindari terjadinya perundungan di sekolah, tambahnya.
Untuk memberikan semangat kepada para siswa kegiatan tersebut diselingi dengan game yang dipandu oleh dua mahasiswa semester 5 sebagai asisten dosen, pemutaran film anti bullying, dan bernyanyi bersama lagu “Laskar Pelangi” yang penuh makna dan persaudaraan. Kegiatan diakhiri dengan penandatanganan deklarasi anti bullying oleh kepala sekolah, motivator, dikuti semua guru dan siswa.
Edukasi hari kedua dilaksanakan hari Jumat, 25 Oktober 2024 dengan tema sosialisasi kesehatan reproduksi remaja dan anti pernikahan dini,dengan narasumber Dra. Sulistiana dan Muhammad Syaifullah Yusuf dari DP3AP2KB Jepara. Dalam paparannya Sulistiana menjelaskan secara rinci kesehatan reproduksi remaja baik wanita maupun pria, dari ciri-cirinya sampai masalah-masalah yang dihadapi oleh remaja. Sementara itu narasumber kedua, Muhammad Syaifullah yusuf menjelaskan kepada para siswa tentang ‘nikah keren’, menikah pada usia 25 tahun untuk pria dan 21 tahun untuk wanita. “Jangan menikah di usia dini karena beresiko terhadap psikis maupun kesehatan,”paparnya.
Di akhir kegiatan diselingi motivasi dari Mas Rifalda dan Mbak Fika, keduanya merupakan Duta Genre Jepara 2023. Mereka memberikan pengalamannya menjadi duta genre (generasi berencana) dan mengajak para siswa untuk bersama-sama melakukan kegiatan positif dan menyampaikan yel-yel yang menarik sehingga para siswa lebih bersemangat. Di antaranya:
- Salam Genre: Salam
- Remaja Genre: Sehat, Cerdas, Ceria
- Genre Indonesia: Saatnya yang muda yang berencana
Hadepe – Rozikiyah
Foto bersama narasumber setelah kegiatan berakhir
Paparan dari DP3AP2KB, Muhammad Syaifullah Yusuf
Motivasi dari Duta Genre Jepara 2023
Yg dosen unisnu g ada potonya?