Paslon nomor urut 01, Agustin-Iswar, menghadiri pertemuan dengan ratusan sopir bus feeder dan Trans Semarang, Kamis malam 17 Oktober 2024. foto : tim
SEMARANG (SUARABARU.ID) – Sekitar 700 sopir feeder dan BRT Trans Semarang menyampaikan aspirasi kepada Agustina dan Iswar selako Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Semarang, Kamis malam 17 Oktober 2024.
Dalam pertemuan sekaligus deklarasi di JJ Park And Play Cangkiran itu, komunitas sopir feeder dan BRT Trans Semarang menyampaikan aspirasi berupa penambahan armada dan halte, pengembalian insentif supir dan operasional, serta BPJS Ketenagakerjaan.
Bambang Purnomo, Penggagas dan Koordinator Paguyuban Sopir Bus Feeder dan BRT (Trans Semarang) Kota Semarang menyampaikan bahwa Agustina dan Iswar memberikan harapan baru terhadap kesejahteraan supir.
“Tolong Ibu dan Bapak supaya pelayanan bertambah, supaya tenaga tidak terforsir karena interval waktu antarhalte terlalu cepat sementara jarak tiap halte terlalu jauh dan armada masih kurang. Tolong itu ditambah,” ujar Bambang.
Bambang menyatakan dirinya siap memberikan masukan yang dibutuhkan oleh pasangan Jahuar ini jika kelak terpilih dan ditetapkan menjadi kepala daerah Kota Semarang.
“Jadi perlu penambahan armada dan halte atau titik pemberhentian. Saya bisa membantu memberi solusi ke pemerintah jika Bu Agustina dan Pak Iswar jadi,” tutur Bambang.
Aspirasi dari para sopir itu kemudian dijawab oleh Agustina yang mengamini kebutuhan pelayanan tersebut.
Agustina mengatakan perlu tambahan anggaran 6 sampai 7 miliar rupiah untuk penambahan armada.
“Memang perlu penambahan armada dan halte, kata Pak Iswar dalam rapat tim kami mengatakan, untuk penambahan armada dan halte perlu anggaran perlu 6 sampai 7 miliar,” bebernya.
Kemudian Agustina juga mengatakan akan mengupayakan mengadakan kembali insentif operasional bagi para sopir.
“Lalu ada isu bahwa insentif atau upah pungut untuk supir feeder dan BRT malah hilang. Nah itu akan kami upayakan bakal ada lagi dengan beberapa rumusan,” tandasnya.
Kemudian Iswar Aminuddin menambahkan bahwa memang dulu saat Ade Bhakti memimpin Trans Semarang pernah ada insentif bagi supir.
“Jadi pas jamannya mas Ade itu ada insentif ya,” tutur mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Semarang itu.
Iswar menjelaskan, di sistem bisnis Trans Semarang memiliki sistem In-Out yang memungkinkan keuntungan operasional kembali untuk operasional lagi.
“Jadi di BRT itu ada istilahnya In-Out. Jadi keuntungan BRT kembali lagi ke BRT untuk operasional yang salah satunya untuk insentif. Jadi supaya insentif ini kembali lagi maka perlu regulasi khusus,” beber Iswar.
“Kemudian BPJS untuk para supir bisa dimunculkan dalam pembiayaan operasional yang sudah ada,” tambahnya.
Agustina mengatakan tim Jaguar akan berkomitmen menyelesaikan masalah transportasi yang beberapa waktu terakhir selalu viral. Salah satu solusinya adalah penambahan armada dan peningkatan kesejahteraan driver.
“Jadi ini sudah tersolusi jika kebijakan yang kami rumuskan bisa terealisasi,” tutupnya.
Hery Priyono