blank
Keindahan pulau Parang yang terbentuk dari bebatuan gunung purba. Foto: Hadepe

Oleh : Hadi Priyanto

Walaupun memiliki potensi wisata yang sangat luar biasa dan sangat  eksotis, hingga saat ini belum banyak wisatawan yang mengunjungi Desa Parang. Dampak ekonomi dari pengembangan Karimunjawa sebagai Kawasan  Strategis  Pariwisata Nasional, nyaris tak terasa mengalir di    desa  yang saat ini memiliki penduduk sekitar 1.250 jiwa ini.  Akibatnya masyarakat masih saja menyandarkan hidupnya   sebagai nelayan.

blank
Keindahan Dermaga di Pulau Parang. Foto: Dok Pemdes Desa Parang

Padahal sejak  Karimunjawa dirintis sebagai daerah tujuan wisata 15 tahun lalu mereka berharap berimbas pada masyarakat Desa Parang dengan terciptanya lapangan kerja baru dan berbagai peluang dan distribusi ekonomi yang merata. Itu pula yang diharapkan setiap saat.

Namun sampai saat ini belum ada upaya yang sungguh-sungguh dari para pemangku kepentingan di semua tingkatan untuk  membuka akses wisatawan agar mengunjungi wilayah ini. Demikian juga dari para pelaku wisata, belum banyak yang mau menjadi perintis.

blank
Petinggi Desa Parang Zaenal Arifin

Pulau Parang yang sejak tahun 1982 ditetapkan menjadi sebuah desa di Wilayah Kecamatan Karimunjawa, sebenarnya memiliki kekayaan   alam dan   budaya yang sangat potensial jika digarap serius menjadi sebuah  obyek wisata. Pulau Parang  tidak kalah dengan Karimunjawa yang telah terlebih dahulu menjadi icon pariwisata bahari di Jawa Tengah.

Pulau  Parang   memiliki keindahan laut yang luar biasa  dan alami. Apalagi kawasan dengan  luas 744  ha  ini   terbentuk karena gunung api purba bawah laut ribuan  tahun. Karena itu memiliki aneka ragam bebatuan yang tidak dimiliki oleh pulau lain di Karimunjawa.  Tingginya  tidak lebih 110 m di atas permukaan laut.

blank
Desa Parang juga menghasilkan garam yang telah dikemas dengan sangat menarik. Foto: Pemdes Parang

Sumber magma terbentuknya pulau Parang konon    langsung berasal dari astenoafer  membuat magmanya bersifat basaltik dan andesitik. Magma ini   langsung berpadu dengan batuan kerak benua. Karena itu bebatuan beku yang kemudian terbentuk memiliki struktur retak-retak yang sangat indah, bagaikan  pahatan alam.

Karena terbentuk  dari magma gunung purba,  Parang memiliki keindahan yang tidak dimiliki pulau lain di Karimunjawa. Di  pulau ini  terdapat tiga jenis bebatuan dan   yang berwarna putih, hitam dan kuning. Bebatuan hitam di sebelah utara dan sisanya adalah babatuan merah dan kuning. Parang juga memiliki pasir putih di sejumlah  kawasan.

blank
Batu hitam yang eksotis di pulau Parang. Foto: Dok Pemdes Parang

Bukan hanya itu, Parang menurut Muh Zainal Arifin juga memiliki   terumbu karang yang sangat beraneka ragam, tempat berbagai ikan hias tinggal dan berkembang. Air laut yang jernih  alami, membuat kawasan ini sangat  menarik  pengunjung yang ingin diving maupun  snorkeling.

Walaupun hampir seluruh perairan pulau Parang memiliki terumbu karang, namun ada dua spot terbaik terumbu karang  yaitu di perairan Batu Hitam dan perairan Legon Ipik. Jika tertimpa  sinar matahari,  terumbu karang yang beraneka warna  dapat  memantulkan warna  bagaikan pelangi.

Letaknya yang berada di tengah lautan, membuat pulau Parang memiliki  keindahan alam yang khas pada saat matahari terbit dan tenggelam. Semburat jingga di kaki langit saat matahari tenggelam dapat dinikmati  keindahannya dari Legon Ipik. Sementara  kehangatan matahari pagi dapat dirasakan   dari Pantai Bengkok. Pulau Parang juga memiliki Gua Sarang yang ada hubungannya dengan legenda Bajul Putih.

Menurut Petinggi Parang Zaenal Arifin, masyarakat Desa Parang hingga saat ini masih menunggu datangnya wisatawan. Karena itu perlu perhatian dan uluran tangan para pemangku kepentingan.

Sebenarnya ada tempat wisata potensial yang belum tertata karena akses jalan dan infrastruktur lainnya yang masih dipersiapkan yang intinya faktor yang utama terkait dermaga yang belum layak dalam artian kapal besar belum bisa sandar.

Obyek wisata lain yang menarik diantara disebelah utara pesisir parang Gunung Berapi Purba di bukit Batu Hitam, juga tanah milik desa Batu Merah, Goa Sarang dan Spot Diving di sekitar perairan Parang. Juga ada produk lokal  desa Parang  diantaranya pongbosok, krupuk samier, minyak kelapa, ikan kering, krupuk ikan, mete, sirup mete dan masih banyak produk lainnya.

Di Desa Parang juga telah berdiri    home stay Duta Parang Island dengan kapasitas 8 kamar. Namun ironisnya  tak banyak yang mengunjungi pulau ini.

Karena itu diperlukan langkah yang sungguh-sungguh untuk membuka akses kunjungan wisatawan. Salah satunya yang perlu dilakukan adalah membuat dermaga untuk kapal yang lebih besar dan menyiapkan pelayaran perintis ke kawasan ini. Juga menjadikan  Desa Parang sebagai destinasi wisata yang ditawarkan secara khusus kepada wisatawan.

Saat ini wisatawan yang ingin mengunjungi  pulau Parang dari Karimunjawa untuk sewa perahu  PP Rp. 1.000.000,- . Sedangkan pelayanan reguler antar pulau Parang, Nyamuk , Karimunjawa tarif Rp. 35 ribu dengan  kapasitas 24 kursi. Sedangkan di luar kursi 30 orang.

Wisatawan yang berkunjung di pulau Parang akan disambut dengan penuh keramahan dan kehangatan oleh warga desa. Disamping itu di kawasan ini juga telah berdiri Puskesmas Pembantu, sejumlah mushola dan masjid.

Bagi wisatawan yang ingin mendapatkan informasi tentang pulau Parang dapat menghubungi Petinggi Desa Parang, Muh Zainal Arifin di  No. WA 082 138 692 660

Penulis adalah Wartawan SUARABARU.ID di Jepara