blank
Rombongan DPC FKPPAI Kebumen bersama juru kunci Marataban Bulupitu di Desa Tunjungseto, Kecamatan Kutowinangun, Senin 14/10 malam. (Foto:SB/DPC FKPPAI Kebumen)

Ziarah dilakukan pada Senin Wage Malam Selasa Kliwon ( 14/10). FKPPAI Kebumen  berziarah dan “Sowan” ke Kedaton Suci Bulupitu yang berada di atas Bukit Bulupitu, Desa Tunjung Seto, Kecamatan Kutowinangun, Kebumen.

Martaban Bukit Bulupitu diyakini sebagai Kedaton Dewi Nawang Wulan, termasuk di dalamnya Ki Bagus Klantung dan Ki Bagus Cemethi. Dewi Nawang Wulan oleh masyarakat Kebumen dan Urut Sewu merupakan sosok gaib yang keberadaannya sangat dihargai.

Karenanya tempat ini menjadi sebuah objek wisata ziarah di daerah Kebumen. Mereka yang datang ke Bukit Bulupitu, Desa Tunjung Seto, ini adalah komunitas pemerhati budaya Jawa. Termasuk di antaranya Forum Keluarga Paranormal dan Penyembuh Alternatif Indonesia (FKPPAI).

Di Kedaton Bulupitu, yang terletak di gerumbul hutan lebat yang dengan ditandai Pohon Bulu yang sangat besar (sejenis pohon beringin ), rombongan melakukan mujahadah dan umbul doa,  sebagai ungkapan rasa syukur serta permohonan kepada Allah, Tuhan Penguasa Semesta Alam, agar senantiasa diberikan keberkahan dan keselamatan di dunia dan di akhirat.

Rombongan FKPPAI diterima oleh Juru Kunci setempat. Sekanjutnya Mujahadah diimami oleh Kiai KRHT Pujiman Ali Rasyid Pudjowinoto dari Desa Wonokromo, Alian, Kebumen.  Doa diimami oleh Kiai Nurudin dari Kelurahan Wonokriyo, Gombong.

Secara kebetulan dua ulama berasal dari wilayah dengan nama menggunakan awalan yang sama Wono (hutan ), bertemu di tempat yang secara nyata berwujud Wono (hutan) untuk memimpin mujahadah dan doa agar tertanam kokoh kuat dalam hati rasa syukur kepada Allah, Tuhan Semesta Alam.

Mengawali acara, di Aula  Kedaton Bulupitu, dilakukan “bawa raos” terkait persiapan acara Pengukuhan Pengurus FKPPAI DPC K Kebumen.

Musyawarah kecil dipimpin oleh Ki R Setyo Budi memperoleh simpulan bahwa FKPPAI sebagai forum keluarga. Anggotanya akan senantiasa berupaya saling bahu membahu dalam menuju cita- cita dan hajat organisasi. Seperti pepatah mengatakan, ringan sama dijinjing berat sama dipikul.

“Acara berakhir tepat Pukul 12.30 dengan segala kesyahduan dan kesakralan Malam Selasa Kliwon ( Anggara Kasih ) menjadi sumber energi baru dan penyelarasan keseimbangan jasmani dan rohani bagi yang hadir,” imbuh Ki Setyo.

Ki Setyo menerangkan, untuk sampai ke Martaban Bulupitu dengan lokasi perbukitan cukup tinggi dapat dikatakan sebagai olah raga karena ditempuh jalan kaki. Sementara mujahadah atau meditasi yang dilakukan di dalam Kedaton sebagai olah rasa.

Hal ini juga selaras dengan Slogan FKPPAI DPC Kebumen, “Hangusada Raga Andangir Rasa, Ngudi Darma Laku Utama Tan Pineksa.

Komper Wardopo