SEMARANG (SUARABARU.ID) – Siswa SMP se-Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, mengikuti kegiatan literasi digital nonton bareng, dengan tema “Pendidikan Karakter Gen-Z di Era Digital”. Kegiatan ini digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang. Acara tersebut, disiarkan secara langsung melalui zoom dari Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Semarang Jawa Tengah Jumat(27/9).
Nobar tersebut digelar guna mengedukasi para siswa agar mengerti soal etika berkomunikasi di media sosial, sesuai perkembangan media sosial yang bisa membawa beberapa risiko. Risiko itu antara lain kekerasan di dunia medsos, seperti cyberbullying, online sexual harassment, serta kemungkinan pelanggaran keamanan data yang berpengaruh pada privasi.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mencatat, terdapat 12.547 konten hoaks yang beredar di website dan platform digital sepanjang Agustus 2018 sampai Desember 2023. Konten tersebut diidentifikasi, diverifikasi, dan divalidasi oleh Tim AIS Ditjen Aplikasi Informatika.
Kepala BPSDM Kominfo Yogyakarta Kementrian Kominfo RI, Dr Anton Susanto, SEMT I mengatakan, pendidikan karakter Gen-z di era digital sangat terkait dengan penanaman nilai keberagaman, serta pemahaman akan penggunaan teknologi digital secara baik.
“Rekam jejak digital di media sosial merupakan portofolio sosial yang terbangun dari aktivitas sharing dan interaksi di dunia digital. Kendali tetap ada di tangan para siswa dan penting untuk memperhatikan privasi data seperti nama, alamat sekolah, kebiasaan dan lain-lainnya yang sangat mungkin dimanfaatkan oleh pihak tertentu untuk melakukan ancaman berupa cyberbullying, scam, hoax. Oleh sebab itu, perlunya kewaspadaan diri saat berselancar di internet melalui media sosial atau aplikasi lainnya, ” kata Anton.
Pembentukan karakter Gen-Z merupakan serangkaian nilai dan standar yang digunakan individu dalam menentukan sikap mengambil keputusan dan tindakan atau perilaku. Berkembangnya teknologi internet seperti sekarang ini, menjadikan sebaran nilai dan budaya terjadi secara cepat sesuai dengan perkembangan zaman.
Maka tantangan penguatan pembentukan karakter dalam berdigital menjadi sangat penting, oleh sebab itu Kementerian Kominfo secara masif melakukan upaya peningkatan kesadaran perilaku etis berdigital melalui program literasi digital.
Badan statistik pusat mencatat, mayoritas penduduk Indonesia adalah generasi Z. Jumlah generasi Z saat ini sebanyak 27,94% yang berkisar 68 juta dari total populasi. Generasi Z adalah generasi digital yang sangat aktif dengan dunia media sosial, karena hampir setiap hari tidak lepas dari gadget yang sering digunakan untuk berkomunikasi.
Disdikbudpora Kabupaten Semarang, Agung Galih Hardiyanto ST mengatakan, dunia digital di Indonesia sudah sangat maju dengan pesatnya, di mana semua orang bisa dengan mudah mengaksesnya. Oleh karena itu perlu adanya pendidikan tentang etika dalam bermedia sosial, agar para siswa memiliki dasar beretika dalam menggunakan media sosial.
“Pembentukan karakter itu adalah kunci untuk membentuk generasi Z yang berakhlak mulia, serta berintegrasi dalam menghadapi tantangan di era digital yang semakin terus berkembang. Hal ini perlu pentingnya kolaborasi yang kuat antara sekolah, orang tua, serta masyarakat untuk membangun karakter Gen-Z yang lebih baik. Dengan diselenggarakannya Literasi Digital oleh Kemenkominfo, guna terwujudnya cita-cita tersebut, pihak sekolah perlu membuat kurikulum yang relevan sesuai dengan tuntutan jaman. Menciptakan lingkungan positif bagi para siswa, serta memberi dukungan bagi para siswa untuk melakukan kegiatan positif, terutama saat menggunakan media sosial,” ujar Agung
Tanggung jawab dalam bersikap di media sosial bersamaan dengan sikap kesadaran diri. Karena individu tersebut harus paham betul akan konsekuensi yang harus diterima dari setiap yang dilakukan di media digital. Etika bebas berpendapat ini perlu disosialisasikan ke seluruh lapisan masyarakat, dan disosialisasikan sedini mungkin mengingat banyaknya pertumbuhan pengguna internet di negara ini.
Generasi sekarang ini, memiliki kecenderungannya lebih banyak melihat video daripada membaca. Dunia digital, sangat luas dan bebas untuk berekspresi. Pengguna internet, paling banyak didominasi oleh kalangan pelajar.
Ketua Prodi Magister Ilmu Ekonomi FEB Universitas Trisakti Dr Rinaldi Rustam menambahkan, dengan adanya literasi digital untuk jenjang SMP ini diharapkan agar para siswa memiliki dasar untuk lebih beretika dan memiliki karakter pribadi yang positif saat menggunakan media sosial.
“Perbedaan yang sangat utama antara generasi z dengan generasi Ye adalah generasi yang tumbuh dalam keterpaparan digital, sehingga generasi Z salah satu generasi yang hidup dalam kemajuan teknologi internet, dan perangkat elektronik lainnya. Generasi Z salah satu generasi yang paling aktif berkomunikasi menggunakan media sosial. Pleh sebab itu perlu adanya Pendidikan Karakter Gen-Z di Era Digital sesuai dengan tuntutan jaman,” terang Dr Rinaldi.
Sebagai pengguna media sosial dan juga sebagai penyebar informasi, para siswa dituntut untuk selalu menjaga etika berkomunikasi dengan baik. Karena sebuah informasi yang kita buat sendiri maupun informasi yang didapat dari orang lain, harus kita saring terlebih dulu.
Hal tersebut dilakukan guna memahami sisi positif dan negatif, dari sebuah informasi yang telah kita terima. Supaya saat kita mengunggah kembali ke media sosial yang kita gunakan, para siswa terhindar dari dampak buruk yang merugikan siswa itu sendiri. Gunakan media sosial sebagai sarana untuk belajar, dan memberikan informasi yang positif di sekitar kita.
Manfaat kegiatan ini diharapkan dapat menambah wawasan generasi muda khususnya peserta pendidikan tentang pembentukan karakter para pelajar dalam memanfaatkan media sosial. Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama siberkreasi memberikan edukasi kepada masyarakat, tentang pentingnya edukasi menggunakan internet, dan ini merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD)