Ulama Kondang Gus Muwafiq (baju putih) menyampaikan ceramah di Pengajian Kebangsaan, bersamaan dengan deklarasi kampanye Pilkada damai di Alun-alun Giri Krida Bakti Wonogiri.(KPU Wonogiri)

WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Gus Muwafiq, minta, agar Bupati sebagai Kepala Daerah, harus memegang teguh filosofi Gundul-gundul Pacul. Permintaan Ulama Kondang dari Yogyakarta ini, disampaikan Selasa malam (24/9/24), saat memberikan pengajian kebangsaan.

Pengajian Kebangsaan digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Wonogiri, bersamaan dengan deklarasi kampanye damai Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024. Acara yang berlangsung di Alun-alun Giri Krida Bakti depan Kantor Bupati Wonogiri ini, digelar berkaitan karena mulai Rabu hari ini (25/9/24) dimulai kampanye Pilkada 2024.

Pengajian kebangsaan dan deklarasi kampanye Pilkada damai ini, dimeriahkan hiburan kesenian Hadroh dari Pondok Pesantren (Ponpes) Manjung, Wonogiri, yang melantunkan tembang-tembang Islami. Juga disajikan hiburan Tarian Sufi, yang berputar-putar mengenakan busana rok longgar.

Gus Muwafiq (KH Muwafiq), lahir di Lamongan, Jatim, Tanggal 2 Maret 1974. Ulama Nahdlatul Ulama (NU) ini, kini tinggal di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Dia dikenal sebagai salah satu orator NU, yang memiliki kedalaman ilmu dan kemampuan berceramah.

Ulama yang paham ilmu agama serta mendalami ilmu sejarah dan peradaban ini, menyatakan, dalam syair Gundul-gundul Pacul terdapat empat (PAT) yang harus tidak uCUL (lepas) dari genggaman pemimpin. Yakni harus senantiasa melihat dengan mata, mencium aroma dengan indera hidungnya akan situasi dan kondisi rakyat yang dipimpinnya. Untuk kemudian, setia mendengarkan dengan telinga akan aspirasinya, guna diperjuangkan dengan suara melalui mulutnya.

Ulama yang suka menyampaikan materi ceramahnya dalam bahasa lugas dan mudah diterima ini, berpesan, bahwa jabatan Bupati disimbolkan sebagai Gundul (Kepala). ”Jangan gembelengan (berbuat sesukanya). Agar pacul yang disunggi (berada di atas kepala), tidak ngglimpang (terjatuh),” tegas Muwafiq.

Heboh

Di tengah ceramahnya, massa yang memenuhi Alun-alun Giri Krida Bakti mendadak jadi ‘heboh’ dalam warna suka cita. Ini terjadi, saat Gus Muwafiq minta agar KPU sebagai penyelenggara, bersama Pasangan Calon (Paslon) Bupati-Wakil Bupati, Bupati, Kapolres, Dandim, Kepala Kesbang dan para Pimpinan Parpol, merogoh duit dari kantongnya.

Ketua KPU Kabupaten Wonogiri, Satya Graha (kanan), memandu pengucapan deklarasi kampanye Pilkada damai bersama dua Paslon dan para Pimpinan Parpol Pengusul.(KPU Wonogiri)

Duit yang dikumpulkan dalam acara spontanitas ini, kemudian untuk membeli makanan dan minuman yang dijajakan para pedagang asongan di alun-alun. Selanjutnya, dibagikan kepada massa pengajian. ”Mosok ngundang  wong sak lapangan gak disuguh (Masak mengundang orang se lapangan tidak diberi suguhan),” ujar Gus Muwafiq yang disambut tawa dan tepuk tangan secara gegap gempita oleh massa.

Dalam acara tersebut, sebelumnya, Ketua KPU Wonogiri, Satya Graha, tampil memandu pengucapan deklarasi kampanye Pilkada damai. Deklarasi dilakukan oleh dua Paslon terdiri atas Tarso-Kristian Teguh Suryono (Tangguh) dan Setyo Sukarno-Imron Ryzkyarno (Setia) bersama para Pimpinan Parpol Pengusul. Yang kemudian dirangkai dengan penandatangan naskah deklarasi. Ikut hadir pula dalam kegiatan ini, para Komisioner KPU dan Bawaslu Wonogiri.

Acara ini, diawali laporan Ketua KPU yang dirangkai dengan pemanjatan doa bersama oleh lima pemuka agama (Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Buddha), yang dipimpin dari Pengurus Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Wonogiri.

Malam itu, cuaca cukup bersahabat. Meskipun sejak sore Wonogiri diguyur hujan, tapi saat pengajian kebangsaan berlangsung, mendadak mendung di langit sirna. Melalui MC Rima Wahyuni, KPU membagikan doorprize kepada pengunjung yang benar menjawab kuis pertanyaan. Diantaranya, pertanyaan kapan pemungutan suara Pemilihan Bupati-Wakil Bupati dilaksanakan.(Bambang Pur)