WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Pemkab Wonosobo masih memprioritaskan pembangunan infrastruktur jalan di titik-titik tertentu pada tahun 2024 ini.
Pelaksanaan program penyelenggaran jalan kabupaten di wilayah Wonosobo pada tahun 2024 alokasi pembiayaannya berasal dari beberapa sumber.
Kepala DPUPR Wonosobo Nurudin Ardiyanto menyampaikan, beberapa alokasi pembiayaan bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK), Bantuan Keuangan Provinsi Jawa Tengah (Banprov), dan APBD Wonosobo, untuk alokasi pembiayaan fisik jalan dan kelengkapannya.
“Pada tahun 2024, Pemkab Wonosobo menggelontorkan dana senilai total Rp 101 miliar yang tersebar di ruas-ruas jalan kabupaten,” ucapnya.
Salah satu prioritas pembangunan jalan di wilayah Wonosobo adalah jalur lingkar barat Wonosobo yang menghubungkan Kecamatan Selomerto- Leksono-Sukoharjo- Watumalang.
Dari jalur ini dapat langsung terhubung ke wilayah Dieng melalui Kecamatan Kejajar atau sebaslliknya menuju Kecamatan Wonosobo. Panjang jalur lingkar barat tersebut mencapai 60 kilometer yang melalui 12 ruas jalan kabupaten.
Fungsi utama jalur lingkar ini adalah untuk mendukung sektor pariwisata kawasan Dieng dan sekitarnya. Selain itu juga mendukung sektor pangan di Watumalang sebagai sentra produksi pangan penghasil produk pertanian hortikultura.
“Jalur ini juga dapat difungsikan sebagai pengurai kemacetan sepanjang jalan dari Wonosobo menuju Kecamatan Garung ke arah barat,” imbuhnya.
Dana Rp 19 Miliar
Pada tahun 2024 ini dialokasikan anggaran senilai Rp 19 miliar yang meliputi Rp 12 miliar di Kecamatan Watumalang dan Rp 7 miliar di Kecamatan Sukoharjo.
Sejak tahun 2020 sampai dengan 2023 telah dialokasikan anggaran senilai Rp 30,4 miliar pada jalur ini yang telah berhasil meningkatkan kemantapan jalan secara signifikan.
Selain jalur lingkar barat, saat ini juga sedang disiapkan jalur alternatif ke arah timur yang menghubungkan ruas Kuripan-Kayugiyang, Kuripan-Kalilang, Kalilang-Bulu sampai jalan lingkar utara Wonosobo (Jalan Suparjo Rustam).
“Saat ini sedang dilakukan penanganan pada ruas jalan Kuripan-Kayugiyang senilai Rp 7,8 miliar yang meliputi pekerjaan perkerasan jalan, dan pelebaran jembatan,” jelasnya.
Fungsi dari jalur ini adalah mendukung sektor pariwisata dan sebagai pengurai kemacetan di sekitar kecamatan garung sebagai dampak dari puncak kunjungan wisatawan ke kawasan Dieng.
Di samping kedua jalur lingkar tersebut juga terdapat ruas jalan yang menghubungkan objek wisata Dieng ke objek wisata telaga Menjer yaitu ruas jalan Tlogo- Jengkol yang saat ini sedang dilakukan pembangunan jalan sepanjang 1 kilometer.
Selain itu, juga pembangunan sebuah jembatan baru dengan bentang panjang 18 meter dengan nilai alokasi anggaran Rp 7,6 miliar. Jalan dan jembatan baru tersebut dibangun sebagai upaya mengurai kemacetan ke jalur wisata Dieng.
Pembangunan jalan ini akan meningkatkan kapasitas jalan dari semula lebar 3 meter menjadi 7 meter dan penambahan lebar 4 meter tersebut merupakan hasil hibah warga sekitar dan PT Indonesia Power.
Muharno Zarka