“Saya sangat sedih ya, di saat kita sedang melangsungkan pesta demokrasi malah terjadi gangguan keamanan yang mengakibatkan korban meninggal,” ujarnya.

Iswar ingin persoalan keamanan yang melibatkan ‘Kreak’ yang notabene adalah para remaja bisa ditanggulangi sampai ke akar-akarnya.

“Jangan sampai terjadi lagi. Harus ada penyelesaian sampai ke akar-akarnya,” tandasnya.

Iswar menyayangkan para remaja yang masih memiliki masa depan panjang malah terjerumus dalam kekerasan yang menghilangkan nyawa orang lain.

“Sayang sekali masa remaja mereka yang seharusnya belajar dan menempa diri untuk menuju masa depan yang baik justru malah terjerumus ke dalam kekerasan,” jelasnya.

Iswar bahkan menyinggung visi Indonesia Emas 2045 yang mengacu pada bonus demografi yang didominasi oleh anak-anak muda akan terganggu dengan munculnya kreak-kreak seperti ini.

“Seharusnya kita peka dengan kondisi generasi muda saat ini, karena mereka harapan kita untuk menuju Indonesia Emas 2045. Kalau generasi kita seperti ini semua bisa bahaya,” tukasnya.

Sebelumnya, Wali Kota Semarang Hevearita G Rahayu juga menyoroti kasus pembacokan yang dilakukan gerombolan gangster yang mengakibatkan satu mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang meninggal dunia.

Perempuan yang akrab disapa Mbak Ita menyayangkan peristiwa nahas tersebut terjadi akibat ulah remaja yang biasa disebut ‘kreak-kreak’ itu.

Mbak Ita meminta penegak hukum bisa segera menyelesaikan proses penyelidikan serta proses hukum terhadap pelaku.

Dirinya menyebut jika perlu pendidikan karakter untuk membentuk pribadi anak-anak.

“Tentunya kembali lagi, inilah pentingnya pendidikan karakter bagi pelajar di Kota Semarang,” ujar Ita.

Hery Priyono