Oleh Sulismanto
Entah ada berapa kapolres di negeri ini yang perjalanan kariernya diwarnai dengan banyak prestasi; berpendidikan pascasarjana dari 2 universitas ternama di 2 negara; sekaligus mendapat pengalaman tugas dari negara dan daerah konflik. Yang jelas, Jepara beruntung menjadi daerah yang mendapat anugerah dipimpin kapolres dengan catatan seperti itu. Kapolres Jepara saat ini, A.K.B.P. Wahyu Nugroho Setyawan, S.I.K, M.PICT., M.Krim., adalah sosok yang memiliki catatan tersebut.
Fakta itu terekam dalam buku berjudul Mozaik Pengabdian AKBP Wahyu Nugroho Setyawan, S.I.K, M.PICT., M.Krim. di Bumi Kartini. Buku berjenis biografi yang diluncurkan pada Sabtu siang, 14 September 2024 di Rumah Makan Maribu, Jepara itu, ditulis oleh budayawan Jepara yang memang telah menghasilkan banyak karya, Hadi Priyanto.
Tentu saja peluncuran buku ini membawa angin segar bagi para pembaca yang tertarik dengan tugas sebagai seorang bhayangkara negara. Ada banyak sisi yang bisa menjadi sumber inspirasi ketika membaca buku ini. Buku ini bukan sekadar biografi, melainkan cermin dari dedikasi dan pengabdian seorang polisi yang telah menorehkan prestasi di dalam dan luar negeri.
Pendidikan dan Prestasi yang Layak Dicontoh
Tidak bisa dimungkiri, salah satu sisi menonjol dalam perjalanan A.K.B.P. Wahyu Nugroho Setyawan adalah keberhasilannya meraih dua beasiswa bergengsi selama menjadi polisi. Ia berhasil menyelesaikan pendidikan pascasarjana di dua universitas ternama, yaitu Macquarie University di Australia dan Universitas Indonesia. Apakah ada banyak perwira yang mendapat kesempatan tersebut? Ini bisa menjadi bukti komitmennya terhadap peningkatan kapasitas intelektual sebagai bekal dalam menjalankan tugasnya. Komitmen ini berbanding lurus dengan ketekunannya belajar sehingga selalu meraih nilai akademis tinggi pada masa sekolah hingga lulus Akpol tahun 2002.
Pria yang lahir di Boyolali, 19 Maret 1982 tercatat pernah mengukir prestasi di lapangan internasional. Dia pernah bertugas di Darfur, Sudan, Afrika, dalam misi menjaga perdamaian bersama Perserikatan Bangsa-Bangsa. Dalam misi itu, Wahyu Nugroho menjadi bagian dari Formed Police Unit (FPU) dalam misi perdamaian PBB, UNAMID.
Pengalaman Tugas Internasional dan Daerah Konflik
Sebelumnya, di dalam negeri, ia juga bertugas di Aceh dalam Satgas Yustisi. Dalam satgas itu, dia berperan dalam penegakan hukum terkait pelanggaran hukum oleh Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Pengalaman-pengalaman ini tak hanya menambah wawasannya hingga di tingkat global, tetapi juga memperlihatkan kemampuannya dalam menghadapi tantangan situasi genting.
Beriringan dengan bagian yang merekam prestasi itu, dalam buku ini, Hadi Priyanto dengan apik merangkai perjalanan karier A.K.B.P. Wahyu Nugroho Setyawan dengan delapan tanda kehormatan bergengsi kepolisian yang pernah dia raih, di antaranya Satyalancana Bhakti Buana, Satyalancana Pengabdian 8 Tahun, Satyalancana Operasi Kepolisian, dan Satyalancana Dwidya Sistha.
Sebelum bertugas sebagai Kapolres Jepara sejak 27 Maret 2023, Lulusan SMA Taruna Nusantara tahun 2000 dan Akpol tahun 2003 ini juga telah mendapat bekal sebagai Kapolres Sukoharjo sejak 23 Juni 2021. Di tempat pertamanya sebagai kapolres, dia menerima penghargaan dari media massa, hingga menjadi bagian dari 10 polres di Indonesia yang mendapat penghargaan tercepat melakukan penyaluran dana Bantuan Tunai Pedagang Kaki Lima dan Warung (BTPKLW) dalam rangka percepatan bangkit pasca pandemi Covid-19.
Bertugas di Jepara
Di Jepara, pria yang mengawali tugas sebagai perwira menengah di Polda Metro Jaya pada 19 Desember 2003 ini berhasil memimpin Polres Jepara dengan berbagai inovasi dan pencapaian. Di bawah kepemimpinannya, wilayah Jepara tak hanya berhasil melewati Pemilu 2024 dengan kondusif, tapi juga mengalami peningkatan dalam hal keamanan dan ketertiban, serta penyelesaian berbagai kasus hukum dengan pendekatan yang lebih humanis dan efektif.
Sesuai judul buku biografi itu, Hadi Priyanto menuangkan perjalanan A.K.B.P. Wahyu Nugroho Setyawan sebagai Kapolres Jepara dalam bagian yang paling banyak naskah setebal xi+183 halaman. Dalam buku dengan editor Sunardi Ks dan desain grafis Andriyani Sofyan ini menyajikan bagaimana seorang Wahyu Nugroho Setyawan membangun kepercayaan warga; mendukung pengembangan potensi daerah; memiliki sikap peka dan penuh perhatian; memotivasi kerja jajarannya dengan cara yang unik; menurunkan angka kriminalitas; hingga membentuk Kampung Kartini Tangguh. Ada juga bagian yang merekam bagaimana sikap tanggap dan peduli bencana; banyaknya prestasi dan penghargaan yang diraih; dukungan tokoh-tokoh agama, hingga pengakuan dan anugerah yang diterima.
Tentu saja, ada bagian yang menceritakan latar belakang orang tua dalam keluarga yang disiplin dan masa kecil menyenangkan yang berada pada bagian biografi singkat di Bab I. Lalu ada masa sekolah, pertemuan dengan “tulang rusuk”-nya, keluarganya, hingga pandangan hidupnya.
Refleksi Seorang Pemimpin Polisi
Dicetak dengan keseluruhan kertas lux, buku ini tidak hanya mengisahkan perjalanan hidup AKBP Wahyu, tetapi juga memberi refleksi tentang bagaimana seorang perwira polisi seharusnya beradaptasi dengan perubahan zaman. Pria yang selalu mendapat nilai akademis tinggi ini, menunjukkan bahwa pendidikan yang baik, pengalaman internasional, dan kepemimpinan yang berdedikasi mampu membawa perubahan positif.
Dengan membaca buku ini, kita diajak untuk memahami lebih dalam bagaimana seorang polisi tidak hanya bekerja untuk menegakkan hukum, tetapi juga untuk menjaga perdamaian di tingkat global, serta selalu berprestasi di mana pun ditugaskan. A.K.B.P. Wahyu Nugroho Setyawan adalah sosok inspiratif bagi generasi muda yang ingin berkarier di kepolisian, sekaligus contoh nyata bahwa melalui kerja keras dan pengabdian, banyak hal besar yang bisa dicapai.
Buku ini patut dibaca oleh siapa saja. Entah orang yang ingin memahami lebih dalam tentang kontribusi seorang perwira polisi dalam menciptakan keamanan dan perdamaian; jajaran anggota Polri, orang yang ingin mendalami perjalanan hidup seorang pemimpin yang berkarier gemilang dalam institusi kepolisian; orang tua yang ingin anaknya menjadi anggota Polri; bahkan anak-anak yang memang memiliki cita-cita itu.
Penulis buku ini, Hadi Priyanto, menyajikannya dengan narasi dalam bahasa yang renyah, enak dibaca, dan mudah dipahami penyuka literasi dengan berbagai bekal latar belakang pendidikan. Sebagai budayawan, jurnalis senior di media SUARABARU.ID serta aparatur sipil negara yang berpuluh-puluh tahun bertugas di bidang komunikasi, penulis menyajikan biografi ini dalam kerenyahan bahasa sebagaimana yang tertuang dalam berita media-media arus utama. Yang menarik, tak ada glorifikasi dalam menuliskan perjalanan pengabdian seorang bhayangkara negara bernama AKBP Wahyu Nugroho Setyawan.
Sulismanto: peresensi adalah warga Jepara. Penyusun Naskah Sambutan di Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Setda Jepara.