Oleh :  Akhmad Faozan

Betapa pentingnya sosok guru dalam komunitas masyarakat berperadaban di kancah lokal dan global. Guru menjadi faktor utama dan penentu keberhasilan pendidikan.

Dalam sebuah komunitas terkecil di satuan pendidikan maupun di kancah nasional gurulah garda terdepan dalam proses mewujudkan anak-anak usia sekolah betul-betul menjadi generasi  emas.

Di pundak  para guru amanah ditunaikan, mereka bersama para pemangku amanah yang lain di sekolah, para guru dengan dedikasi yang tinggi, kapasitas, kompetensi dan keilmuan yang dimiliki telah mewujudkan generasi cerdas berkarakter. Sebagaimana tertuang di dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Sehingga tidak berlebihan bila masyarakat menaruh harapan yang tinggi kepada para guru, di tangan merekalah nasib bangsa ke depan.

Bila tataran global dan international penilaian dan barometer keberhasilan pendidikan masyarakat ditentukan dengan barometer akademis atau hasil proses pendidikan yang lebih dominan pada peningkatan ranah akademis. Di Indonesia sebagai  yang dapat dilihat dalam infografik secara internasional dengan barometer PISA.

Bagaimana tidak? Hasil di tahun 2022 masih berada di bawah negara-negara ASEAN dalam bidang literasi, numerik dan sains. Hal ini tergambar kondisi yang masih membutuhkan polesan kebijakan. Polesan kebijakan itu terletak bagaimana guru-guru meningkatkan kompetensi dan keilmuannya.

Hasil penelitian Program for International Student Assessment (PISA) tahun 2022 yang diumumkan pada tanggal 5 Desember 2023, dan Indonesia berada di peringkat 68 dengan skor; matematika (379), sains (398), dan membaca (371). (https://mediaindonesia.com/opini/638003/hasil-pisa-2022-refleksi-mutu-pendidikan-nasional-2023#:~:text=HASIL%20penelitian%20Program%20for%20International,%2C%20dan%20membaca%20(371). Hasil tersebut juga tidak luput dari polesan guru.

Secara sederhana peran guru di sekolah dapat dilihat dengan hasil karyanya di kelas yakni saat mengelola kelas dan kegiatan belajar mengajar (KBM) bersama peserta didik, hasil akademik dan non akademiknya.  Prosentase daya serap yang maksimal menjadi bagian dari hasil KBM yang telah dijalankan oleh seorang guru. Demikian juga rekam jejak digitalnya bersama peserta didiknya dan rekam jejak karya peserta didiknya. Mereka guru dan peserta didik –by proses– asyik membangun komunikasi di dalam kelas maupun di luar kelas.

Peningkatan kompetensi dan kesejahteraan guru berimplikasi pada meningkatnya kualitas pembelajaran.  Dari tahun 2018 tidak ada pengangkatan guru menjadi ASN, Kebijakan Kemendikbudristek telah lebih dari 700 ribu guru honorer telah diangkat menjadi ASN PPPK sehingga meningkat kesejahteraan dan kepastian karier mereka yang selama ini mereka tanpa antre menunggu waktu yang sedemikian lamanya.

Program Kemendikbudristek yang menitikberatkan pada peningkatan kompetensi dan kapasitas guru lainnya adalah guru penggerak, bergerak untuk maju. Lebih dari 90 ribu guru telah menjadi Guru Penggerak dan lebih dari 75 ribu menjadi Calon Guru Penggerak dalam empat tahun terakhir, Lalu lebih dari 12 ribu Guru Penggerak telah diangkat menjadi Kepala Sekolah. Program unggulan Kemendikbud ini membuat lompatan dalam peningkatan kompetensi dan kapasitas guru secara massif.

Tak hanya itu, agar para guru makin update dengan perkembangan teknologi, guru difasilitasi oleh pemerintah, mereka dapat belajar secara langsung dengan para pengajar di Universitas Harvard berkaitan teknologi tepat guna.

Fasilitasi berikutnya berbentuk platform PMM yang semakin hari makin update dengan pelatihan mandiri dan menjadi ajang berkreasi secara nyata oleh guru, hal ini yang membuat guru meningkatkan kompetensi dan ini bagian dari upaya Kemendikbudristek dalam meningkatkan kesejahteraan bagi para guru.

Tidak berhenti sampai disitu, Kemendikbud memberikan fasilitas beasiswa khusus untuk guru untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi mereka. Beasiswa sangat dibutuhkan mereka dalam meningkatkan penguasaan metode, kelas maupun sumber ajar.   Demikian juga dengan tunjangan yang telah dirasakan oleh mereka yang berstatus non-ASN, pun diberikan peningkatan kesejahteraan bagi mereka.

Kesejahteraan dan kenyamanan kerja sangat dibutuhkan oleh guru, mereka sosok yang mulia dan termuliakan. Mereka para guru sangat penting untuk diposisikan pada tempat yang sebenarnya.

Penulis adalah penggerak anak-anak usia pra remaja kampung di salah satu desa di Kecamatan Mayong Jepara dalam pendidikan bidang keagamaan.