Pasangan Hartopo-Wahib saat menggelar sosialisasi programnya di hadapan ratusan guru TPQ, Madin dan guru Swasta di Aula Kampus B Poltekun, Jumat (6/9).

KUDUS (SUARABARU.ID) – Pasangan Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Kudus Hartopo-Wahib mengaku sering mendapat serangan di media sosial. Serangan tersebut dilakukan untuk menjelek-jelekkan dirinya seiring pencalonannya  dalam percaturan Pilkada Kudus 2024 mendatang.

“Kami sering mendapat serangan terutama di medsos. Mungkin dilakukan oleh buzzer-buzzer yang tak jelas identitasnya,”kata Hartopo yang didampingi pasangannya, H Mawahib saat hadir dalam sosialisasi program di hadapan ratusan guru Madin dan Swasta, di aula Kampus B Poltekun, Kudus, Jumat (6/9).

Acara ini turut dihadiri oleh berbagai tokoh pendidikan dari sejumlah organisasi, termasuk Forum Guru Wiyata Bakti (FGWB), Forum Komunikasi Diniyah Taklimiyah (FKDT), Badko TPQ, Pergunu, pondok pesantren, serta organisasi pendidikan lainnya.

Menurut Hartopo, serangan tersebut beragam bentuknya. Banyak postingan kegiatan dirinya bersama Mawahib yang diuplod di media sosial, kemudian diserang melalui komentar-komentar negatif di bawahnya.

“Yang jelas, itu buzzer karena tidak jelas identitasnya. Komentarnya macam-macam dan menjelek-jelekkan saya,”tukasnya.

Hanya saja, kata Hartopo, dirinya bersama Mawahib mengaku tidak terlalu mempermasalahkan serangan-serangan tersebut.

“Saya dan Mas Wahib sudah sepakat, kalau ada yang menyerang dan menjelek-jelekkan, nggak akan kita balas. Tapi kita senyumin saja, kalau perlu kita sholawatin,”kata Hartopo.

Sikap tersebut, kata Hartopo tak lepas dari niatannya dalam mencalonkan diri sebagai Bupati Kudus. Karena menurut Hartopo, dirinya maju sebagai cabup Kudus berpasangan dengan Mawahib tak lepas dari dawuh KH Ulil Albab Arwani atau yang akrab disebut Gus Bab.

“Bagi saya jabatan bukan cita-cita, tapi Amanah yang harus diemban,”katanya.

Hartopo menekankan pentingnya pengabdian yang dilandasi ketulusan, tanpa mengedepankan kepentingan pribadi. Menurutnya, sebuah amanah harus dijalankan dengan niat yang tulus dan tidak memikirkan keuntungan pribadi.

Oleh karena itu,dalam sosialisasinya atas program yang diusung, Hartopo-Wahib kembali menegaskan komitmen kuat mereka untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kudus khususnya guru swasta serta melanjutkan berbagai program pembangunan di Kabupaten Kudus. Salah satu program utama yang menjadi sorotan adalah rencana peningkatan honor guru swasta di Kudus.

Hanifah, perwakilan dari Forum Peduli Pendidikan Madrasah Swasta (FPPMS) Dawe, menyampaikan apresiasi atas perhatian Hartopo dan Mawahib terhadap nasib guru swasta, terutama dalam upaya meningkatkan kesejahteraan mereka.

“Kami sangat mengapresiasi perhatian pasangan Hartopo-Mawahib terhadap nasib para guru swasta, terutama terkait rencana menaikkan honor guru menjadi minimal Rp1 juta per bulan. Kami berharap program ini dapat diwujudkan dalam periode kepemimpinan mereka,” ungkap Hanifah.

Sementara, Bakal Calon Wakil Bupati Kudus H Mawahib memastikan bahwa program tersebut akan tetap dilanjutkan. Menurutnya, ini bukan program baru, melainkan kelanjutan dari inisiatif yang telah ada sebelumnya. “Kami berkomitmen untuk melanjutkan kebijakan kenaikan honor guru swasta menjadi minimal Rp1 juta per bulan,” tegas Mawahib.

Selain fokus pada kesejahteraan guru, Mawahib juga memaparkan rencana pembangunan Rumah Sakit Tipe C di wilayah Colo, Dawe.

“Kami berkomitmen untuk merealisasikan pembangunan Rumah Sakit Tipe C di Colo dalam waktu dekat,” tambahnya.

Ali Bustomi