“Hari pelanggan semacam apresiasi karena mereka mempercayakan semua kepada kami salah satu prodaknya adalah jaminan kesehatan dan keselamatan. Jadi mereka sebagai pelanggan harus kita apresiasi. Dari merekalah kita ada,” kata I Wayan Didik Selamet.
Dirinya bersyukur pada momen tersebut tidak ada sekat antara pegawai BPJS Ketenagakerjaan dan pelanggan. Menurutnya, semua program yang ada dijalankan oleh BPJS Ketenagakerjaan, namun pengguna jasa layanan adalah pelanggan mereka.
Interaksi yang dibangun antara BPJS Ketenagakerjaan dan pelanggan terbangun tanpa sekat. Interaksi yang dibangun antara BPJS Ketenagakerjaan dan pelanggan terbangun tanpa sekat. “Kalau saya lihat, kita tidak mau ada gap antara kami dengan peserta atau pelanggan. Walaupun secara prosedur, kamilah yang menjalankan programnya tetapi merekalah pelanggan kami. Mereka raja kami. Jadi memang kami ingin ada interaksi antara kami,” ujarnya.
Masyarakat Pedesaan
Diakuinya, rata-rata pengguna jasa layanan BPJS Ketenagakerjaan ini merupakan masyarakat dari pedesaan. Mayoritas dari mereka ini banyak yang sungkan bertanya tentang program yang ditawarkan.
“Karena rata-rata yang pelanggan dari desa banyak yang malu-malu bertanya. Jadi biar mereka jika ada yang ndak tahu berani untuk menanyakan. Dari kami, jika ada program-program juga kami sampaikan secara detail termasuk adanya undang-undang pun kita sampaikan ke pelanggan kami,” tambah dia.
Dalam pelayanannya, BPJS Ketenagakerjaan Cabang Grobogan memberikan pendekatan yang humanis kepada para pelanggan.
I Wayan Didik Selamet menjelaskan, pendekatan ini sangat efesien karena apa yang menjadi keluhan pelanggan, mereka berani menyampaikannya ke BPJS Ketenagakerjaan.
“Tidak hanya peraturan saja yang kami sampaikan. Tapi kami juga butuh masukan dan ide-ide baru dari pelanggan kami agar semua pekerja bisa tercover BPJS Ketenagakerjaan,” tambahnya.