Enam dalang cilik yang memenangi gelar juara, foto bersama dengan Kabid Kebudayaan Dikbud Wonogiri Eko Sunarsono (kanan).(Dok.Ist)

WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Tim juri menetapkan 6 peserta, meraih gelar juara lomba dalang cilik Tingkat Kabupaten Wonogiri Tahun 2024. Lomba dalang cilik wayang kulit gaya Surakarta ini, digelar di Museum Wayang Indonesia. Terletak di Padepokan Pak Bei Tani, Kecamatan Wuryantoro, Kabupaten Wonogiri, Jateng.

Keenam dalang cilik peraih gelar juara tersebut terdiri atas Juara 1 dan 2 adalah Respati dan Bisma, keduanya berasal dari Giriwoyo, Wonogiri. Masing-masing mendapatkan nilai 783 dan 695. Juara 3 dimenangi oleh Solahmada dari Pondok Pesantren Hanacaraka dengan nilai 685. Juara harapan 1, 2 dan 3 dimenangi oleh Given dari Pracimatoro, Alip (Giriwoyo) dan Krisna (Ngaglik). Masing-masing mendapatkan nilai 665, 558 dan 541.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Wonogiri, Sriyanto, melalui Kabid Kebudayaan Eko Sunarsono, menyatakan, lomba dalang cilik ini dikhususkan bagi dalang anak berusia 8 – 13 tahun. Materi yang dilombakan, garapan ringkas (singkat), yang menyajikan adegan paseban njawi sampai perang gagal.

Eko Sunarsono yang juga seniman dalang berkata: ”Untuk lakonnya bebas terserah peserta.” Durasi penyajian, masing-masing peserta maksimal 45 menit (termasuk talu/pategak/tatalu). Tim juri terdiri atas trio dalang, yakni Ki Muhammad Pamungkas Prasetyo (MPP) Bayu Aji (putra dalang kondang Ki Anom Suroto), bersama Ki Anom Dwijakangko dan Ki Puthut Wijanarko.

Aspek penyajian yang dinilai, meliputi sulukan dan dodogan, catur/dialog, sabet beserta keseluruhan pementasannya. Panitia menyediakan wayang, kelir, gamelan beserta fasilitas pendukung sound system, yang telah tertata rapi di tempat lomba. Para peraih gelar juara, mendapatkan tropi, piagam penghargaan dan uang pembinaan.

Rekor Dunia

Museum Wayang Indonesia (MWI) di Kecamatan Wuryantoro, Kabupaten Wonogiri, didirikan oleh Kanjeng Pangeran Adipati Arya (KPAA) Ki Sura Agul-agul Begug Poernomosidi (Bupati Wonogiri periode 2000-2010). Peresmian museum dilakukan Tahun 2004 oleh Presiden RI Ke-5 Megawati. Museum yang dikelola oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri ini, memiliki sekitar 200 koleksi wayang yang punya nilai sejarah, dan menjadi salah satu destinasi wisata di Kabupaten Wonogiri.

Jenis wayang yang dikoleksi di museum tersebut, meliputi Wayang Kulit Purwa, Wayang Golek, Wayang Bali, Wayang Klithik, Wayang Suket, Wayang Beber, Bakalan Wayang dan Topeng Wayang. Di Museum yang terletak sekitar 23 Kilometer (KM) arah barat daya Ibukota Kabupaten Wonogiri ini, juga mengoleksi lukisan wayang Semar terkecil di dunia (berukuran 3 × 3 CM) karya seniman Ki Djoko Sutedjo (Semarang) yang mendapatkan pemecahan rekor dunia dari MURI.

Lomba dalang yang digelar tahunan di Museum Wayang Indonesia (MWI) tersebut, bertujuan sebagai upaya pelestarian budaya Nusantara. Utamanya dalam kiat nguri-uri wayang sebagai budaya peninggalan nenek moyang yang adi luhung. Sekaligus menjadi bentuk estafet pelestarian kepada anak-anak, sebagai generasi muda penerus bangsa.

Juga memiliki arti penting dalam rangka menyongsong Hari Wayang Nasional Tahun 2024. Sebagaimana diketahui, wayang kulit Indonesia oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai warisan dunia. Yakni sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity atau karya kebudayaan yang mengagumkan di bidang cerita narasi dan warisan budaya.

Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo, telah mengeluarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor: 30 Tahun 2018 tentang penetapan Hari Wayang Nasional diperingati setiap Tanggal 7 Nopember.(Bambang Pur)