Oleh: Amir Machmud NS
// bila ukurannya adalah hasil/ mereka siap menorehkan/ bila torehannya adalah gaya/ mereka siap memberikan/ jika yang diberikan adalah trofi/ waktu yang akan menguji//
(Sajak “Para Pengusung Filosofi”, Agustus 2024)
BELANDA yang satu, Eric Ten Hag bakal mengadu kecerdikan dan konsep melawan Belanda lainnya di Liga Primer.
Mulai musim ini, ketika dia melanjutkan kiprah untuk Manchester United, menyusul Arend Martijn Slot alias Arne Slot, Belanda lainnya yang menukangi Liverpool sepengundur Juergen Klopp pada musim 2023-2024.
Ten Hag dan Arne Slot telah membukukan dua hasil awal. MU menang 1-0 atas Fulham dan kalah 1-2 dari Brighton & Hove Albion. Sedangkan Liverpool mencetak dua kemenangan 2-0, atas Ipswich Town dan Brentford.
Persepsi Apresiasi
Sebagai sesama arsitek dari negeri yang menjadi salah satu pusat sepak bola Eropa, keduanya tentu memiliki kesamaan persepsi dalam mengapresiasi sepak bola menyerang; namun pastilah secara filosofis Ten Hag dan Slot punya perbedaan, baik dalam kepribadian, teknik pendekatan melatih, dan meracik taktik, yang mewujud dalam gaya bermain.
Ten Hag tidak akan dibandingkan dengan siapa pun, kecuali Sir Alex Ferguson sebagai pusat masa silam representasi kejayaan MU. Pastinya, hanya akan dikomparasikan dengan performa 2022-2024 ketika dia menukangi Setan Merah.
Sedangkan Arnie Slot pastilah akan dibandingkan dengan Juergen Klopp, yang sejak 2017 menciptakan identifikasi dengan gaya bermain gegenpressing ala Liverpool. Karena selama delapan musim Klopp terbilang sukses bersama The Reds, maka harus ada sesuatu yang luar biasa dari Slot untuk bisa menyepadankan diri dengan warisan pelatih asal Jerman yang ekspresif itu.
Sepak Bola Menekan
Lalu apa yang diwariskan oleh Juergen Klopp?
Klopp adalah pengapresiasi gegenpressing yang boleh disebut fanatik. Dengan pemain bertahan ala Virgil van Dijk, Andy Robertson, Joe Gomes, Kostas Tsimikas, Ibrahima Konate, dan Trent Alexander-Arnold, sepak bola Klopp adalah pertunjukan gaya menekan lawan yang konstan.
Dengan penyerang seperti Mohamed Salah, Diogo Jota, Darwin Nunez, Cody Gakpo, Harvey Elliot, dan Luis Diaz, yang ditopang gelandang agresif Wataru Endo, Dominik Szoboszlai, Alexis Mac Allister, juga Conor Bradley, mereka memainkan orkestrasi ofensif yang mengetengahkan pressing tinggi.
Rasanya sulit menemukan tim dengan disiplin pressing tinggi ala Klopp. Mereka menjadi sekumpulan prajurit yang bergerak dengan gaya metal.
Arne Slot mewarisi semangat “metal” itu dalam kepribadian yang ceria dan menghibur. Slot disimpulkan oleh media sebagai sosok yang menarik, sopan, dan sangat ramah. Sky Sports melukiskannya sebagai orang yang “memiliki kehadiran” dan karisma, sambil bersikap “lucu”.
Dengan pendekatan ceria itulah eks pemain Zwolle itu mengantar Feyenoord menjuarai Eredivisie 2023-2024 dan Piala KNVB.
Ciri pelatih kelahiran 17 September 1978 itu adalah sepak bola menyerang berenergi tinggi, dengan formasi 4-3-3 atau 4-2-3-1. Dia memercayakan lapis pertahanan pada dua gelandang bertahan, dan bergantung pada pemain sayap untuk menciptakan peluang.
Apa yang disodorkan oleh Arne Slot pada awal musim ini boleh jadi belum menggambarkan ekspresi filosofis secara terang, walaupun bentuknya sudah mulai mewujud dalam dua laga awal.
Bagaimanapun, transisi filosofi ini butuh waktu untuk dipertontonkan sebagai “Liverpool”-nya Slot. Yakni penekanan pada kendali permainan untuk menciptakan situasi-situasi yang menguntungkan bagi para pemainnya.
Dan, orang bakal menoleh untuk mencari padanan lewat pencapaian MU-nya Eric Ten Hag pada periode perpanjangan masa kontraknya.
Kita tunggu, sebagai sesama pemikir dan ideolog sepak bola menyerang ala Belanda, siapa yang akan menorehkan “rasa” dalam dinamika rivalitas Liga Primer musim ini?
— Amir Machmud NS, wartawan suarabaru.id dan Ketua PWI Provinsi Jawa Tengah —