TEGAL (SUARABARU.ID) – Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bersama Komisi X DPR RI menyelenggarakan Diseminasi Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) di Hotel Premiere, Tegal, belum lama ini.
Kegiatan tersebut merupakan bagian dari kemitraan Badan Bahasa dengan Komisi X DPR RI. Acara yang dihadiri budayawan, akademisi, tenaga pendidik, dan masyarakat umum itu diharapkan mampu memasyarakatkan KBBI secara lebih masif, dan mengedukasi masyarakat pentingnya penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Anggota Komisi X DPR RI, Abdul Fikri Faqih menyatakan, diseminasi tersebut merupakan langkah strategis untuk memastikan bahwa KBBI dapat diakses dan dimanfaatkan seluruh masyarakat dari berbagai kalangan. KBBI merupakan referensi utama bahasa Indonesia. “Dengan memperluas jangkauan KBBI, kami berharap masyarakat lebih sadar akan pentingnya penggunaan bahasa yang sesuai dengan kaidah,” ujar Fikri.
Sementara itu, Kepala Pusat Pengembangan dan Perlindungan Bahasa, Imam Budi Utomo, memperkenalkan tugas dan fungsi Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa kepada seluruh peserta diseminasi. Salah satu tugas itu adalah menambah entri dalam KBBI.
“Pada tahun 2024 ini kami memiliki target untuk mencapai angka 200 ribu entri sehingga pada tahun ini target kami penambahan 79.400 entri. Target ini jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang hanya 2.300 entri per tahun. Angka 79.400 entri itu akan dipenuhi, salah satunya, dengan menyerap kosakata bahasa daerah yang ada di seluruh wilayah Indonesia,” kata Imam.
Budayawan Tegal, Atmo Tan Sidik, yang hadir menjadi pembicara, sangat mengapresiasi kegiatan diseminasi KBBI yang diadakan di Tegal. Atmo menyatakan, di Tegal terdapat Kamus Tegal-Indonesia, Kamus Dialek Tegal, dan Kamus Prokem Bahasa Tegalan.
“Kami berharap kosakata bahasa Tegal masuk dalam KBBI sebagai upaya mendukung Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa untuk memperkaya entri KBBI,” ungkapnya.
Atmo menambahkan, dalam sebuah bahasa terdapat unsur politik. Salah satunya digunakan untuk memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional yang dibuktikan dengan pengakuan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi Konferensi Umum UNESCO.
Dalam acara diseminasi tersebut, peserta diminta menulis sejumlah usulan entri KBBI yang berasal dari bahasa Jawa dialek Tegal.
Ning S