blank
Antoni Alfin saat menerima SK pengangkatan dirinya sebagai Ketua DPD PSI Kudus. Foto:Ist

KUDUS (SUARABARU.ID) – Gara-gara berbeda dukungan di Pilkada, kepengurusan DPD PSI Kudus di bawah kepemimpinan Aris Susanto dibekukan. Sebagai gantinya, DPP PSI telah menunjuk kepengurusan baru di bawah kepemimpinan ketua baru Antoni Alfin.

Seperti diketahui, DPP PSI telah menjatuhkan rekom kepada pasangan Hartopo-Mawahib. Sementara, Aris Susanto dan jajaran kepengurusan DPD PSI Kudus secara terang-terangan malah mendukung Sam’ani–Bellinda.

Saat dikonfirmasi, ketua baru DPD PSI Kudus Antoni Alfin membenarkan penunjukkan dirinya sebagai Ketua DPD PSI Kudus. Dia mengakui bahwa selain posisi ketua, jajaran kepengurusan lainnya juga semuanya diganti.

“Kepengurusan semuanya baru,”kata Antoni Alfin saat dikonfirmasi, Kamis (29/8).

Antoni menyebut jajaran kepengurusan baru nanti akan ikut mengiringi prosesi pendaftaran paslon Hartopo-Mawahib ke KPU pada Kamis (29/8) sore. Hal ini sesuai dengan rekom dari DPP terkait sikap PSI dalam Pilkada Kudus 2024.

“Insyaallah, kami akan ikut mendaftarkan paslon Hartopo-Mawahib ke KPU Kudus,”kata Antono.

Terpisah, Ketua DPD PSI Kudus yang dibekukan, Aris Susanto menyatakan dirinya tidak tahu menahu atas pembekuan kepengurusannya tersebut.

“Saya tahunya dari teman. Sampai saat ini tidak ada pemberitahuan lisan atau surat pencabutan SK yang diberikan kepada saya,”kata Aris.

Aris juga mengatakan, harusnya dari pengurus DPP atau DPD Provinsi mengkonfirmasi dulu kepada kepengurusan DPD PSI Kudus.

“Jangan asal main tembak saja. Tapi nggak ada masalah, karena kawan-kawan PSI di Kudus tetap solid,”paparnya

Aris juga menegaskan sikapnya tetap seperti semula yakni mendukung paslon Sam’ani-Bellinda. Meski tidak lagi berada di struktur kepengurusan, namun Aris tetap akan membawa bendera PSI untuk mendukung paslon tersebut.

“Sedari awal kami telah mendukung paslon Sam’ani-Bellinda dan paslon ini juga satu-satunya paslon yang ikut penjaringan di PSI. Dan kami sudah paham resikonya dan siap menerima resiko dan konsekuensinya,”paparnya.

Ali Bustomi