GROBOGAN (SUARABARU.ID) – Program Makmur, kolaborasi antara PT Petrokimia Gresik dengan PT Djarum di Kabupaten Grobogan menuai peningkatan pendapatan para petani tembakau.
Hal itu terlihat dalam Panen Raya Tembakau yang digelar di area persawahan Desa Telawah, Kecamatan Karangrayung, Kabupaten Grobogan, Selasa (27/8/2024).
Hadir dalam panen tembakau ini, Direktur Utama PT Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo, Advsor Tobbaco and Clove Purchasing PT Djarum, Iskandar, Kepala Dinas Kabupaten Grobogan Sunanto dan Koordinator Petani Mitra Djarum Desa Telawah, Widodo.
Direktur Utama PT Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo mengatakan, program Makmur bukan hanya program antara penjual dan petani saja. Sebab, program ini merupakan ekosistem dengan sejumlah stakeholders yang terlibat.
”Petani tentu yang utama, selanjutnya offtaker (pembeli produk), kalau di sini nanti diambil PT Djarum. Kemudian agroinput, pupuk, pestisida itu kami siapkan dari Petrokimia Gresik dan Pupuk Indonesia,” kata Dwi.
Banyak skema yang diperoleh terkait pendanaan yang difasilitasi dalam Program Makmur ini, bahkan jika terkait asuransi.
“Jika perlu asuransi, kami ada. Itu adalah program Makmur. Tujuannya, petani itu tidak sendiri saja. Pertama, dari sisi produktivitas dapat meningkat, kedua yakni kesejahteraan petani,” tutur Dwi, usai panen raya.
PT Petrokimia Gresik mencatat, saat ini sudah ada 251 petani yang mengikuti Program Makmur tersebut.
Dengan adanya program Makmur ini, tambah Dwi, pendapatan para petani naik sampai 12 persen disbanding sebelum mengikuti program Makmur ini.
Program Makmur ini menghasilkan pendapatan petani Rp71,4 juta. jika ditilik sebelum ada Program Makmur ini, petani hanya memperoleh pendapatan Rp63,7 juta per hektar.
Dengan keikutsertaan mereka dalam Program Makmur tersebut juga membutuhkan biaya produksi yang tinggi.
Dari sebelumnya Rp37 juta per hektar menjadi Rp41,9 juta per hektar atau naik sekitar 13,13 persen. Total semua lahan yang dikerjakan para petani ini 374 hektar.
Dari sisi hasil produksi kering, sebelum ikut dalam Program Makmur ini, para petani bisa menghasilkan 1,3 ton per hektar.
Meningkat
Jumlah tersebut meningkat setelah ikut program ini dengan total hasil produksi kering sebanyak 1,4 ton per hektar. Total laba bersih yang diterima para petani yakni Rp24,9 juta per hektar.
Peningkatan produktivitas hasil Program Makmur mencapai 100 kilogram per hektar berat kering dan berhasil meningkatkan rendemen sebesar 1-2 persen.
Program Makmur yang digagas ini merupakan tahun kedua. Sebelumnya pernah dilakukan program serupa di Nusa Tenggara Barat.
Keberhasilan tersebut diperluas untuk petani binaan PT Djarum di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah, termasuk di Kabupaten Grobogan.
Tembakau yang sudah dipanen lalu diproses dengan dirajang, dan inilah kering tembakau petani di Desa Telawah yang disaksikan para tamu. Foto:Tya Wiedya
PT Petrokimia Gresik beperan memberikan jaminan penyediaan pupuk nonsubsidi kepada petani tembakau binaan PT Djarum. Beberapa kegiatan sosialisasi pemupukan berimbang digelar.
PT Petrokimia mengadakan sosialisasi pemupukan berimbang, kawalan budi daya, pemiukan berimang dengan uji tanah oleh petugas Mobil Uji Tanah dan Agroman Petrokimia Gresik.
Pemupukan berimbang ini direkomendasikan pada Program Makmur di Grobogan yakni ZA= 400 gram per hektar, SP=36 200 per hektar dan ZK 200 Kilogram per hektar.
Kepala Dinas Pertanian Grobogan, Sunanto mengatakan, tanaman tembakau seperti emas hijau bagi para petani. Jika petani sudah menanam, maka akan terus menanam lagi.
”Tembakau ini mengimbangi kondisi Grobogan yang sedang kering. Meskipun kemarau, bagi petani itu adalah musim untuk tembakau, sehingga ada opsi untuk mendapatkan pendapatan yang tinggi,” kata Sunanto dalam sambutannya.
Tya Wiedya