SEMARANG (SUARABARU.ID) – Pondok Pesantren (Ponpes) Baitussalam, Kelurahan Wonolopo, Kecamatan Mijen, Kota Semarang, melaksanakan upacara HUT Kemerdekaan RI ke-79, Sabtu (17/8/2024).
Kegiatan yang diikuti ratusan santri ini didampingi personel Unit Identifikasi Sosial (Idensos) Satgas Wilayah Jateng Detasemen Khusus (Densus) 88/Antiteror Polri.
Peringatan ini menjadi momentum istimewa bagi Ponpes Baitussalam. Menyusul pada 30 Juni lalu di Bogor, Jawa Barat, tokoh-tokoh senior organisasi Jamaah Islamiyah (JI) sepakat membubarkan organisasi tersebut. Pembubaran itu merupakan hasil kesepakatan majelis para senior dengan para pimpinan lembaga pendidikan dan pondok pesantren yang berafiliasi dengan Al Jamaah Al Islamiyah (JI).
Diantara isi deklarasinya menyatakan pembubaran JI dan kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) hingga menjamin kurikulum dan materi ajar bebas dari sifat, sikap tathorruf dan merujuk kepada paham ahlus sunnah wal jamaah, siap untuk terlibat aktif mengisi kemerdekaan sehingga bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju dan bermartabat.
“Kami belajar dari para pejuang kemerdekaan yang mempertahankan kemerdekaan. Kami tetap akan menjaga kemerdekaan sebagaimana para ulama memperjuangkannya sampai titik darah penghabisan. Contoh bagaimana Kyai Hasyim Asyari dengan resolusi jihadnya, mengemban amanah kemerdekaan ini,” ungkap Direktur Ponpes Baitussalam, Khairullah usai kegiatan upacara.
Khairullah mengatakan, dirinya juga ikut hadir pada kegiatan di Bogor 30 Juni lalu terkait pembubaran JI, mewakili pihak pesantren.
Menurutnya, ada ratusan orang yang hadir, termasuk perwakilan-perwakilan ponpes. Dia tak menampik jika ada ustad (guru) atau bagian dari ponpes ini yang di masa lalu terlibat terorisme. Termasuk mengakui ada sekira 10 guru alias ustad di Ponpes Baitussalam yang merupakan anggota JI. Total guru atau ustad di ponpes tersebut ada sekitar 60 orang.